Tokyo (ANTARA News) - Jepang mencatat defisit perdagangan lebih besar dari pada yang diperkirakan mencapai 853,7 miliar yen (10,7 miliar dolar AS) pada Mei karena ekspor merosot menyusul gempa dahsyat dan tsunami yang terjadi pada Maret lalu, data resmi menunjukkan, Senin.

Itu merupakan defisit bulanan terbesar ke dua sejak 1979, demikian menurut kementerian keuangan Jepang. Prediksi pasar rata-rata defisit 744 miliar yen untuk Mei.

Ekspor Jepang pada Mei menurun 10,3 persen dibanding setahun sebelumnya menjadi 4,76 triliun yen, penurunan bulanan ke tiga kali berturut-turut, dengan pengapalan mobil turun 38,9 persen dan komponen elektronik menurun 18,5 persen.

Sementara itu impor mencatat kenaikan 12,3 persen ke posisi 5,61 triliun yen, merupakan kenaikan bulanan ke-17 berturut-turut dikarenakan pengeluaran yang lebih tinggi untuk minyak dan gas.

Neraca perdagangan Jepang masih tetap berada pada garis merah untuk bulan ke dua berturut-turut dengan defisit pada Mei, di mana bertolak belakang dengan surplus setahun lalu yang mencapai 309,1 miliar yen.

Dengan mitra dagang terbesarnya China, Jepang mengalami defisit 214,7 miliar yen, tiga kali lebih besar dibanding defisit setahun sebelumnya 60,5 miliar yen.

Surplus perdagangan Jepang dengan Amerika Serikat juga turun 56 persen dan dengan Uni Eropa surplus perdagangan Jepang turun tajam hingga 77,1 persen.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011