Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta semua penerbangan yang melintasi kawasan Manado dan sekitarnya untuk berhati-hati, menyusul meletusnya Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, sejak Senin dini hari (11/7) hingga siang sekitar pukul 15.50 WITA.

"Meletusnya Gunung Lokon di Tomohon, Sulawesi Utara, mengakibatkan timbulnya abu vulkanik yang mencapai 50.000 feet. Oleh karena itu, dianjurkan agar semua penerbangan yang melewati kawasan ini untuk berhati-hati dan menghindari daerah ini," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik, Kementerian Perhubungan, Bambang S. Ervan, dalam siaran pers di Jakarta, Senin.

Bambang menjelaskan, permintaan hati-hati tersebut tertuang dalam "Notam" (Notice to Airman) yang dikeluarkan Notam Office Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Udara No. A0920/11.

Notam tersebut menjelaskan zona berbahaya dari letusan gunung tersebut adalah 10 Nautical Mile atau sekitar 18,52 km dari Gunung Lokon.

"Pengaruh debu vulkanik Gunung Lokon pada Ashtam Nomor 0031/11 adalah oranye yang berarti semua penerbangan yang melewati kawasan tersebut harus siaga," katanya.

Gunung Lokon pada Senin (11/7) pagi meletus dua kali, yaitu pada pukul 00.39 WITA dan 00.50 WITA. Saat ini status Gunung Lokon ditingkatkan dari level waspada (III) menjadi awas (IV).

Kepala Pos Pemantauan Gunung Berapi Sulawesi Utara, Farid Ruskanda Bina, mengemukakan bahwa Gunung Lokon kembali meletus pada Senin, 11 Juli 2011, sekitar pukul 15.50 WITA. Letusan besar yang menyemburkan debu vulkanik itu mengeluarkan asap tebal kecokelatan.

Debu vulkanik diperkirakan akan mengenai wilayah utara Gunung Lokon, di sekitar ruas Jalan Tinoor, Warembungan, dan kemungkinan terbawa hingga ke Kota Manado.

Farid belum bisa menjelaskan ketinggian letusan itu karena baru saja terjadi. "Kami tidak bisa menyampaikan berapa besar letusan ini. Kami sudah katakan bahwa letusan ini masuk dalam kategori letusan besar," ujar Farid.

Farid menilai, keputusan untuk menaikkan status Gunung Lokon menjadi level 4 atau tertinggi atau dalam status awas sudah tepat.

Sejak letusan awal pada 5 Juli 2011, getaran di gunung yang juga sempat mengalami letusan freatik pada Februari 2011 itu terus berfluktuasi dengan getaran mencapai 8 milimeter.

"Status ini kami naikkan karena memang letusan besar selanjutnya ditakutkan masih akan terjadi," ujar Farid.

Ia mengimbau kepada para pengendara kendaraan di jalan kawasan Tinoor agar berhati-hati dengan debu vulkanik semburan Gunung Lokon.

"Kami juga akan memberitahukan kepada pemerintah untuk segera memperingatkan dan mengevakuasi masyarakat di sekitar kawasan kaki bukit, terutama untuk yang berada di radius tiga kilometer," ujarnya.

Sejak pagi, kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Royke A. Roeroe, pihaknya sudah mengimbau warga untuk menghentikan aktivitas di kawasan kaki Gunung Lokon.
(T.E008/M012)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011