Semua kapal dalam Flotilla itu masih ditahan di beberapa pelabuhan Yunani, dua pekan setelah mereka menjadwalkan untuk berlayar.
Jerusalem (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Kendati rombongan kapal bantuan gagal berlayar baru-baru ini, salah satu kapal di dalam Flotilla itu bisa berlayar dari Corsica, Yunani, Sabtu malam (16/7), dan saat ini menuju Jalur Gaza, sementara awaknya mengatakan mereka "mewakili seluruh armada kapal bantuan".

Kapal Dignite-Al Karama, yang membawa sejumlah pegiat pro-Palestina, dijadwalkan tiba di Jalur Gaza antara Senin dan Selasa, dalam aksi protes simbolis terhadap apa yang dikatakan pegiat sebagai blokade tidak sah Israel atas Jalur Gaza.

Di kapal tersebut terdapat enam pegiat Prancis, satu Kanada, satu warganegara Tunisia dan seorang Swedia, demikian laporan harian Ha`arets, Ahad, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau ANTARA News, di Jakarta, Senin pagi. Semua kapal dalam Flotilla itu masih ditahan di beberapa pelabuhan Yunani, dua pekan setelah mereka menjadwalkan untuk berlayar.

Tiga anggota awak kapal kecil tersebut ikut dalam Flotilla yang bernasib malang tahun lalu, termasuk seorang warganegara Yunani, yang menyatakan ia menghadapi perlakukan kejam polisi Israel, kata Ha`aretz.

Di Flotilla tahun lalu, personel pasukan komando Israel menyerbu kapal setelah kapten armada bantuan tersebut menolak untuk menjauh dari Jalur Gaza. Di dalam kerusuhan yang terjadi setelah serbuan personel pasukan komando Israel, sembilan penumpang Flotilla gugur dan beberapa tentara cedera.

"Gaza Freedom Flotilla" itu diserang pada 31 Mei 2010 di perairan internasional Laut Tengah oleh personel pasukan komando Israel.

Di kapal penumpang MV Mavi Marmara bentrokan terjadi setelah pegiat melawan tindakan brutal tentara Israel. Menurut Israel, para pegiat "menyerang tentara Israel" menggunakan tongkat baseball dan besi. Personel komando Israel menggunakan senjata tak-mematikan dan peluru aktif untuk menindas para pegiat.

(C003)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011