Jumlah penduduk yang besar tidak diikuti dengan tingkat kualitas yang tinggi, menjadikan penduduk tersebut sebagai beban bagi pembangunan dan dampaknya akan merambat ke segala aspek kehidupan baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat dan negara.
Kupang, (ANTARA News) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Esthon Foenay, mengatakan, jumlah penduduk yang besar jika diikuti dengan kualitas penduduk yang memadai, akan mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat.

Sebaliknya jumlah penduduk yang besar tidak diikuti dengan tingkat kualitas yang tinggi, menjadikan penduduk tersebut sebagai beban bagi pembangunan dan dampaknya akan merambat ke segala aspek kehidupan baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat dan negara," kata Wakil Gubernur (Wagub) Foenay di Kupang, Selasa.

Ia mengatakan hal tersebut pada seminar Kependudukan Dunia dengan tema "Dunia dengan tujuh miliar penduduk" dan dampaknya di Provinsi NTT, yang diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan NTT.

Menurut Wagub, keadaan dan kondisi kependudukan yang ada saat ini sangat mempengaruhi dinamika pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.

"Potret dari kualitas penduduk terlihat dari indikator pembangunan bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi," katnaya.

Ia mengatakan ada banyak indikator yang digunakan untuk megambarkan pembangunan sumber daya manusia diantaranya Indeks Pembangunan Manusia (HDI), Indeks Kemiskinan (HPI), Indeks Kelaparan Global (GHI) dan Indeks Pembangunan Gender (GDI).

Ia menyebut IPM Indonesia masih tercecer menempati peringkat 108 dari 169 negara dan khusus untuk Provinsi NTT berada pada urutan ke 31 dari 33 provinsi di Indonesia.

Sehingga katanya, meski saat ini Indonesia belum termasuk negara dengan Indeks Kelaparan Buruk, namun hal ini perlu diwaspadai dan diantisipasi secara tepat, termasuk di NTT.

Karena lanjut Wagub Foenay pertumbuhan penduduk yang tinggi menuntut penyediaan pangan yang tinggi pula. Oleh karena itu, katanya kampanye "Dunia dengan Tujuh miliar Penduduk" yang dilakukan saat ini, perlu dikaitkan dengan isu-isu penting yaitu kemiskinan dan ketimpangan, kesehatan terutama kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi, lingkungan hidup, mobilitas penduduk khususnya urbanisasi.

Pemerintah Provinsi NTT jelas Wagub, menyadari benar pentingnya peran strategis dari aspek kependudukan tersebut, sehingga dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTT Tahun 2009-2013 aspek sumber daya manusia (SDM) ditempatkan sebagai prioritas utama.

Saat ini, katanya berdasarkan hasil survei kependudukan yang dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), tingkat pertumbuhan penduduk di Provinsi NTT mencapai 100.000 jiwa/tahun atau mengalami pertumbuhan sekitar 2,1 persen/tahun.

Sehingga apabila mengacu pada tingkat pertumbuhan penduduk maka pada 2045, jumlah penduduk NTT sudah mencapai sekitar delapan juta jiwa dari jumlah penduduk saat ini sekitar 4,6 juta jiwa," katanya.

Menurut dia, tingkat pertumbuhan penduduk di NTT yang tergolong cepat ini patut menjadi bahan refleksi bagi semua komponen masyarakat di daerah ini agar berupaya menekan tingkat pertumbuhan tersebut.


Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011