New York (ANTARA News/AFP) - Perancang busana Prancis Coco Chanel menjadi mata-mata bagi Nazi dalam pendudukan Jerman di Prancis pada Perang Dunia II, berdasarkan sebuah buku baru yang dijual, Selasa.

Buku berjudul "Tidur dengan Musuh: Rahasia Perang Coco Chanel" karya Hal Vaughan memaparkan bukti-bukti mengenai kehidupan ganda perancang busana ikonik itu yang merupakan kekasih dari mata-mata, Baron Hans Gunther von Dincklage.

"Buku itu menjelaskan mengenai bagaimana Coco Chanel menjadi bagian dari operasi intelijen Jerman, bagaimana dia terdaftar dalam sejumlah misi mata-mata, bagaimana menghindari penangkapan di Perancis pasca-perang," kata penerbit Knopf asal New York dalam sebuah pernyataan.

Buku Vaughan mengungkapkan bahwa tidak hanya Chanel direkrut untuk menjadi bagian dari organisasi militer Abwehr namun juga bahwa Dincklage sendiri adalah "mata-mata utama Nazi".

Dia "menjalankan sebuah tim mata-mata di Mediterania dan Paris serta melaporkan langsung kepada Menteri Propaganda Nazi Joseph Goebbels, tangan kanan Hitler."

Chanel juga anti-Semit, menurut buku itu, sekalipun pada waktu itu ia tidak akan tampak menonjol di jajaran sejumlah rekan-rekannya yang kemudian tampak bekerja sama selama masa pendudukan 1940-1944.

Chanel, seorang anak yatim yang menjadi perancang busana revolusioner Prancis, pindah ke Swiss setelah perang sebelum kembali ke Paris untuk melanjutkan karirnya di bidang mode. Dia tidak pernah dituntut melakukan tindak kejahatan dan meninggal pada 1971.

(Uu.G003)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011