Semarang (ANTARA News) - Pebulutangkis pelatnas asal Djarum Kudus, Maria Febe Kusumastuti, harus berjuang melalui babak kualifikasi kejuaraan bulu tangkis Jepang Terbuka di Tokyo, 20-25 September 2011.

Ketua PB Djarum Kudus, Yoppy Rosimin mengatakan, ini memang harus dilalui Maria Febe karena peringkat dunianya terus melorot karena gagal dalam berbagai kejuaraan tingkat internasional yang diikutinya.

Menurut dia, peringkat dunia Maria Febe Kusumastuti sekarang adalah 40, sedangkan yang tampil pada kejuaraan bulu tangkis berhadiah total 200 ribu dolar Amerika Serikat tersebut berperingkat di bawah 40.

Pada babak pertama kualifikasi, Maria yang diunggulkan di tempat pertama bakal bertemu tunggal putri India, PC Thulasi.

Menurut dia, melawan Thulasi cukup berat karena pemain India ini memiliki gaya menyerang yang bagus didukung postur tubuh yang tinggi.

"Saya kira yang harus dilakukan Maria Febe adalah memperkuat pertahanan, jangan mudah mati sendiri, dan melakukan serangan balik," katanya.

Pada nomor tunggal putra, pemain pelatnas asal Djarum Kudus, Dionysius Hayom Rumbaka, yang langsung bertanding pada babak utama juga mendapatkan lawan yang cukup berat pada babak pertama.

Hayom Rumbaka yang memiliki peringkat 27 dunia tersebut bakal menantang unggulan kedelapan dari China, Du Pengyu pada babak pertama.

"Saya kira Hayom memiliki peluang mengalahkan Pengyu karena permainan Pengyu berbeda dengan tunggal China lainnya seperti Bao Chunlai," katanya.

Selain Maria Febe dan Hayom, pebulu tangkis pelatnas asal Djarum Kudus yang turun di Jepang Terbuka adalah Mohammad Ahsan yang berpasangan dengan Bona Saptano dan diunggulkan di tempat keempat.

Pada nomor ganda putri, Meiliana Jauhari yang berpasangan dengan Greysia Polii diunggulkan di tempat kedelapan, sedangkan pada ganda campuran, pemain Djarum Kudus di pelatnas yang turun adalah Tantowi Ahmad (berpasangan dengan Lilyana Natsir), Fran Kurniawan (berpasangan dengan Pia Zebadiah, serta Muhammad Rijal/Debby Susanto.(*)

H015/M028

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011