Bukittinggi (ANTARA News) - Gunung Marapi di Sumatera Barat meletus, Selasa, sekitar pukul 18.30 WIB.

Letusan gunung terlihat dari kejauhan di Bukittinggi, tepatnya saat azan Maghrib berkumandang. Terlihat kepundan gunung mengeluarkan api yang disertai semburan abu vulkanik dan suara gemuruh.

Afrizal, warga Bukittinggi, menyebutkan, letusan gunung yang terlihat dari Kota Bukittinggi. Pancaran cahaya api, katanya, sangat jelas dan disertai suara gemuruh.

"Pancaran api dari kawah gunung membuat saya takut. Api yang keluar dari kawah gunung itu sangat besar. Pancaran cahaya api itu terlihat sangat jelas sekali," katanya.

Dia mengaku khawatir ketika letusan yang disertai api dari dalam kawah, akan menimbulkan lahar yang nantinya bisa sampai ke Bukittinggi.

Yulia Ningsih, warga Sungai Puar, yang merupakan daerah yang berada di kaki gunung mengaku tidak takut dengan letusan gunung disertai pancaran api itu.

"Saya sudah sering melihat gunung mengeluarkan api. Bagi kami yang tinggal di Sungaipuar ini, letusan gunung dengan mengeluarkan cahaya api sudah hal biasa," katanya.

Kata dia, letusan gunung dengan memancarkan cahaya api terjadi pada malam hari dan terlihat sangat indah.

"Letusan Maghrib tadi terlihat sangat dahsyat. Pancaran api yang keluar dari kawah gunung masih dalam kondisi biasa. Sekitar 10 tahun yang lalu, letusan gunung sempat mengeluarkan lahar yang jatuh ke bawah," ucapnya.

Pada Selasa pagi, gunung telah mengeluarkan debu vulkanik, sekitar pukul 06.45 WIB. Kepulan asap hitam terlihat dari Bukittinggi.

Petugas pengamatan Gunung Marapi Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (BGPVMB) Ujang mengakui, sekarang Gunung Marapi kembali mengeluarkan debu vulkanik yang bercampur belerang dari kepundannya.

"Ketinggian debu vulkanik bercampur dengan belerang yang dikeluarkan Gunung Marapi tersebut sekitar 150 hingga 200 meter," katanya.

Menurutnya, sebaran abu vulkanik waktu itu menjangkau beberapa kabupaten/kota di Sumatera Barat, seperti Agam, Tanahdatar, Padangpanjang.

"Gunung Marapi mengeluarkan debu vulkanik sejak Agustus hingga sekarang sudah lebih dari 15 kali," katanya.

Dia menambahkan, masyarakat di sekitar kawasan Gunung Marapi diminta selalu waspada. Gunung itu sekarang masih berstatus waspada level II.

"BGPVMB masih menetapkan waspada level II. Masyarakat dan pendaki masih dilarang melakukan pendakian sampai tiga kilometer dari puncak," katanya.  (ANT-205/Z002)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011