Bukittinggi (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengingatkan dampak bahaya dari terjangan lahar dingin terhadap permukiman warga akibat endapan material vulkanik di puncak maupun lereng Gunung Marapi di Provinsi Sumatera Barat.

"Bahaya erupsi Gunung Marapi ini ada dua yakni primer dan sekunder," kata Ketua Tim Tanggap Darurat Letusan Gunung Marapi PVMBG Ugan Saing di Bukittinggi, Senin.

Ugan menjelaskan ancaman lahar dingin termasuk kategori bahaya sekunder. Ancaman ini terjadi akibat adanya campuran akumulasi material vulkanik seperti abu, pasir hingga bebatuan di area puncak dan lereng Gunung Marapi.

Material vulkanik tersebut lama kelamaan bercampur dengan air hujan yang akhirnya menyebabkan banjir lahar dingin melalui aliran sungai yang berhulu dari gunung api. Sebagai contoh peristiwa bencana lahar dingin yang terjadi pada Jumat (5/4) dan menghantam beberapa wilayah di Kabupaten Agam dan Kota Padang Panjang, Sumatera Barat.

Ugan menjelaskan, massa dari lahar dingin lebih berat dibandingkan dengan air karena mengandung material padat berupa pasir hingga batu. Lahar dingin bisa mengalir dengan kecepatan tinggi sehingga membahayakan masyarakat terutama yang bermukim di sekitar bantaran sungai.

Pada awal Januari 2023 PVMBG memperkirakan terdapat sekitar 500 ribu meter kubik tumpukan material vulkanik di sekitar Gunung Marapi. Meskipun sempat terjadi lahar dingin pada Jumat (5/4), namun PVMBG memperkirakan volume material yang mengendap masih cukup signifikan.

"Kita perkirakan deposit material vulkanik di puncak maupun lereng Marapi masih signifikan," ujarnya.

Dengan kata lain masih terdapat ancaman terjangan lahar dingin dari sungai-sungai yang berhulu di Gunung Marapi. Bahkan, apabila Gunung Marapi tidak erupsi, namun intensitas hujan cukup tinggi, maka terdapat potensi terjadinya lahar dingin.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta peta simulasi yang dimiliki PVMBG setidaknya terdapat 23 aliran sungai yang berhulu dari Gunung Marapi. Artinya, puluhan aliran sungai itu sewaktu-waktu berpotensi menjadi ancaman lahar dingin.

Baca juga: Kerugian akibat banjir lahar dingin di Agam capai Rp5,9 miliar

Baca juga: Distan Agam: 38,50 hektare padi rusak dampak banjir lahar dingin

Baca juga: BNPB imbau masyarakat tetap siaga antisipasi banjir lahar dingin

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024