Amman (ANTARA News) - Satu serangan terhadap pipa gas di Mesir menyebabkan penghentian pasokan gas alam ke Yordania, kata Kantor Berita Petra yang dikelola oleh negara pada Kamis.

Kerajaan miskin energi, yang mengimpor sekitar 96 persen dari kebutuhan energi setiap tahunnya, akan menggunakan bahan bakar alternatif untuk menghasilkan listrik, kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Abu Qutaibah Qura, pada Kamis.

Sabotase Selasa itu adalah yang ketujuh dari jenisnya sejak awal tahun ini, kata menteri.

Pembangkit listrik Yordania akan beralih menggunakan bahan bakar alternatif untuk produksi berat, kata menteri.

Dia menambahkan bahwa cadangan bahan bakar alternatif hanya cukup untuk 30 hari saja.

Yordania sedang melakukan koordinasi dengan pemerintah Mesir untuk memastikan dimulainya kembali pasokan gas secepat mungkin, kata menteri.

Biaya sehari-hari pembangkit listrik didasarkan pada bahan bakar berat dan diesel yang diperkirakan sekitar tiga juta dinar Yordania (sekitar 4,5 juta dolar AS).

Selama tiga tahun terakhir, sekitar 80 persen dari daya yang dihasilkan di kerajaan itu mengandalkan gas Mesir.

Pada tahun 2010, Yordania mengimpor sekitar 239 juta meter kubik gas dari Mesir.

Laporan-laporan sebelumnya mengatakan, satu ledakan menghantam pipa gas antara Mesir, Israel dan Yordania pada Kamis pagi di Sinai Utara.

Ini adalah ledakan pipa gas yang keenam kalinya dalam tahun ini dan yang pertama sejak pemompaan dilanjutkan pada 24 Oktober, kata seorang sumber keamanan kepada Reuters.

Ledakan itu terjadi di dekat daerah Mazar, 60 kilometer (37 mil) di barat kota Al-Arish.

"Indikasi awal adalah bahwa ini sabotase," kata sumber itu.

Pipa itu kini telah ditutup, katanya menambahkan. Warga di Al-Arish mengatakan kepada Reuters bahwa api bisa dilihat dari kota tersebut.
(H-AK/A023)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011