Jakarta (ANTARA News) - Mantan pelatih Timnas Indonesia, Benny Dolo, mengingatkan tidak mudah untuk membangun ulang skuad Timnas Indonesia jika PSSI membatasi ruang gerak pelatih dalam mencari pemain yang akan direkrut.

Hal itu dikatakan Benny Dolo dalam menanggapi pengunduran diri pelatih Timnas Indonesia, Rahmad Darmawan yang secara resmi menyatakan mundur melalui surat tertulis yang ditujukan ke PSSI.

"Tidak mudah untuk membangun ulang skuad Timnas. Pelatih mencari pemain pun tidak sembarangan, dan materi pemain U-23 sebenarnya merupakan kerangka Timnas kita masa depan. Kami sangat menyesalkan kalau PSSI menyatakan pemain klub ISL (Indonesia Super League) dilarang dipanggil ke Timnas," ujar Benny Dolo ketika dihubungi, Selasa.

Mengenai pengunduran diri Rahmad Darmawan, Benny yang pernah menangani Timnas SEA Games 2001 menilai sikap Rahmad adalah sebagai keputusan yang tepat.

Menurutnya, situasi sulit yang tercipta akibat dualisme kompetisi di PSSI, akan sulit pula bagi Rahmad untuk bertahan atau mempertahankan eksistensinya sebagai pelatih Timnas.

"Akan sulit untuk mengharapkan sesuatu yang positif dalam kondisi seperti ini. Konflik PSSI saat ini memiliki pengaruh besar, dan saya kira keadaannya akan semakin buruk jika akan seperti ini terus," ujar Benny yang akrab disapa Bendol.

Seperti diketahui, PSSI yang menetapkan Indonesian Premier League (IPL) sebagai kompetisi level tertinggi tak bersedia mengakomodir tuntutan klub-klub Liga Super Indonesia (LSI) yang meminta agar PSSI menghormati Statuta dan hasil kongres PSSI di Bali.

Dari Kongres PSSI di Bali tersebut disebutkan bahwa kompetisi level teratas diikuti 18 klub dan kepemilikan saham 99 persen di tangan klub.

PSSI tetap pada pendiriannya menggulirkan kompetisi dengan 24 klub, enam diantaranya bukan sebagai hasil promosi-degradasi sehingga menuai protes klub-klub yang sebelumnya berkiprah di ISL.

Klub-klub ISL pun akhirnya mengambil sikap menggulirkan kompetisi sendiri dengan PT Liga Indonesia sebagai pengelola kompetisi.

(ANT/132/T009)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011