Cinangka (ANTARA News) - Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda mengeluarkan gempa hembisan yang berhawa panas, dan pos pemantau masih meminta warga serta turis untuk menjauh dari lokasi kegempaan tersebut.

"Data yang terekam, hembusan pada Rabu 29 Desember 2011 sebanyak satu kali," kata Kepala Pos Pemantau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton Tripambudi, Kamis.

Dia menjelaskan, hembusan yang dikeluarkan oleh Gunung Anak Krakatau, tidak menentu, atau jumlahnya naik turun.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), kata Anton, masih melarang warga untuk mendekat ke lokasi kegempaan sampai radius dua kilometer, karena berbahaya bagi siapapun.

"Rekomendasi yang sudah dibuat oleh PVMBG masih berlaku dan belum dicabut, karenanya semua pihak harus memahami," ujarnya.

Namun demikian, kata dia, pihaknya meminta warga dan nelayan tetap melakukan aktivitas seperti biasa seperti melaut atau mencari ikan. "Sepanjang rekomendasi yang telah di buat oleh PVMBG tidak dilanggar, saya rasa aman," ujarnya.

Terpisah, salah seorang warga Anyer, Herdy, mengaku dirinya tidak merasakan kegempaan Gunung Anak Krakatau "Biasanya ada saja yang kami rasakan, misalnya suara dentuman, tapi sudah lama sekali saya tidak mendengar," katanya.

Menurut dia, kegempaan Gunung Anak Krakatau berbeda dengan tahun 2011. "Kalau tahun lalu kegempaan Gunung Anak Krakatau sangat dirasakan oleh warga, sedikit-sedikit mengeluarkan letusan dan menggetarkan perumahan warga di pesisir pantai," katanya.
(ANT-152/R010)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011