Republik Islam sedang mempelajari surat itu dan akan menanggapinya jika perlu.
Teheran (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast, Ahad (15/1), mengonfirmasi Iran telah menerima surat dari Amerika Serikat mengenai Selat Hormuz, demikian laporan kantor berita resmi Iran, IRNA.

Mehmanparast mengatakan pemerintah AS mengirim surat kepada Iran melalui saluran ketiga. AS mengirim surat kepada Iran melalui Presiden Irak Jalal Talabani, dan Duta Besar AS untuk PBB Susan Rice menyampaikan surat lain kepada utusan Iran di PBB Mohammad Khazaei. Surat ketiga dikirim kepada Iran melalui Duta Besar Swiss untuk Teheran Livi Leu Agosti, kata IRNA.

"Republik Islam sedang mempelajari surat itu dan akan menanggapinya jika perlu," kata Mehmanparast.

Mehmanparast tak memberi perincian mengenai isi surat AS tersebut tapi, pada Jumat, New York Times melaporkan AS telah menggunakan "saluran rahasia" untuk mengirim surat kepada pemimpin spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei mengenai ancaman negara Persia itu untuk menutup saluran strategis Selat Hormuz. Menurut laporan tersebut, di dalam surat itu AS memperingatkan penutupan Selat tersebut akan "berada Iran melewati garis merah" dan tindakan itu akan memicu reaksi, demikian laporan Xinhua --yang dipantau ANTARA News, di Jakarta, Senin pagi.

Sebagian pejabat militer dan pemerintah Republik Islam tersebut telah mengancam Iran akan menutup Selat Hormuz jika ekspor minyaknya dikenai sanksi oleh Barat.

Setelah laporan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mengenai program nuklir Iran pada November, Amerika Serikat, Inggris dan Kanada mengumumkan sanksi baru terhadap Teheran.

Pada Desember 2010, Presiden AS Barack Obama menandatangani rancangan belanja pertahanan yang berjangkauan luas, yang menyerukan sanksi baru terhadap lembaga keuangan yang berbisnis dengan lembaga perbankan negara Iran.

Rancangan itu, yang disetujui oleh Kongres AS, bertujuan mengurangi hasil minyak Iran tapi memberi presiden AS wewenang untuk mencabut hukuman jika diperlukan.

Menteri luar negeri Uni Eropa akan membahas sanksi lebih lanjut dan kemungkinan embargo minyak terhadap Iran dalam pertemuan pada 23 Januari di Brussels, Belgia, dalam upaya untuk menekan negara Persia tersebut sehubungan dengan program nuklirnya.

(C003/A011)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012