Pemerintah akan mendorong peningkatan ekspor non-migas ke negara-negara non-tradisional
Jakarta (ANTARA News) - Dampak krisis global yang melanda Amerika Serikat dan Eropa telah mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia yang pada Juni 2012 turun, namun secara total negara perdagangan masih surplus.

"Surplus perdagangan Indonesia selama periode Januari sampai dengan Juni 2012 mengalami penurunan menjadi 476,2 juta dolar AS dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 15,0 miliar dolar AS," kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan pada acara konferensi pers di Jakarta, Jumat.

Gita menuturkan ekspor non-migas Indonesia ke beberapa negara "emerging market" seperti negara-negara di kawasan Afrika selama semester I tahun ini tumbuh pesat.

Ekspor Indonesia ke Pantai Gading meningkat 346,9 persen dari 11,6 juta dolar AS pada semester I tahun lalu.

Ekspor Indonesia juga meningkat pesat ke beberapa negara lain seperti Djibouti (83,5 persen), Yaman (79,8 persen), Pakistan (76,6 persen), Kolombia (57,9 persen), Arab Saudi (43,6 persen), Finlandia (33,8 persen), dan Kenya (30,6 persen ).

Untuk meningkatkan kinerja ekspor, menurut Gita, pengembangan pasar ekspor akan dilalukan pemerintah.

"Pemerintah akan mendorong peningkatan ekspor non-migas ke negara-negara non-tradisional, `re-balancing` ekspor non-migas ke negara dengan defisit lebih dari 100 juta dolar AS," ujarnya.

Mendag menambahkan, peningkatan daya saing produk penurunan surplus perdagangan non-migas dipicu oleh meningkatnya defisit perdagangan Indonesia dengan beberapa negara mitra dagang utama, antara lain China, Thailand dan Jepang.

China merupakan negara mitra dagang utama yang menyebabkan defisit perdagangan non-migas terbesar mencapai 4,0 miliar dolar AS selama Januari hingga Juni 2012, meningkat 951,0 juta dolar AS dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, Thailand defisit sebesar 3,1 miliar dolar AS dari sebelumnya 2,1 miliar dolar AS dan defisit perdagangan non-migas dengan Jepang mencapai 3,1 miliar dolar AS, di mana sebelumnya surplus 0,3 miliar dolar AS.

(KR-SSB/S025)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012