Jakarta (ANTARA News) - Pengunjung asing yang datang ke Korea Utara, untuk pertama kalinya diizinkan membawa telepon genggam mereka.

Sebelumnya, semua warga negara asing harus meninggalkan telepon genggamnya di perbatasan dan mengambilnya saat kembali, demikian seperti yang dikutip dari BBC.

Kini pengunjung dapat membeli SIM card di bandara untuk melakukan panggilan internasional. Namun, mereka tidak bisa melakukan panggilan lokal atau mengakses Internet.

Sebagian besar penduduk Korea Utara punya sedikit atau tidak punya akses Internet sama sekali.

Menurut kantor berita China, Xinhua, perubahan tersebut dimulai sejak 7 Januari tahun ini. Laporan tersebut diinformasikan grup wisata asal China, Young Pioneer Tours.

Seorang juru bicara mengatakan mereka telah bersiap menyerahkan telepon genggam saat hendak memasuki Korea Utara.

Namun, penjaga perbatasan hanya bertanya apakah ponsel mereka dilengkapi GPS dan menunjukkan bahwa mereka harus membawanya.

"Dia hanya mengisyaratkan pada kami untuk menaruhnya di tas. Tidak ada penjelasan," kata direktur pelaksana perusahaan tersebut, Gareth Johnson.

Johnson mengatakan, rekan-rekannya di Korea Utara mengonfirmasi bahwa itu adalah "kebijakan baru".

Associated Press dari Pyongyang melaporkan bahwa SIM card tersebut juga bisa diapakai untuk menghubungi kedutaan-kedutaan besar di Pyongyang dan juga hotel internasional.

Jaringan seluler Korea Utara dijalankan perusahaan negara dan perusahaan Mesir, Koryolink.

Pegawai Koryolink mengatakan kepada Xinhua bahwa kebijakan baru tersebut adalah hasil perundingan antara perusahaan dan pejabat-pejabat Korea Utara.

Ia mengatakan, layanan Internet juga akan bisa segera dipergunakan para pengunjung asing. Ia menambahkan tidak ada masalah teknis yang menghalangi rencana tersebut.

Namun, dia menepis spekulasi bahwa kebijakan baru itu terkait dengan kunjungan dari bos Google, Eric Schmidt.

Schmidt mengunjungi Korea Utara pada awal Januari untuk mendesak agar negara itu mengizinkan warganya menggunakan Internet.

Hanya orang-orang tertentu di negara tersebut yang punya akses dengan Internet. Sebagian orang punya akses komputer dan mereka biasanya hanya bisa membuka layanan web domestik, bukan Internet.

(nan)

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013