Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi, melemah sebesar empat poin menjadi Rp9.709 dibanding posisi sebelumnya Rp9.705 per dolar AS.

Pergerakan rupiah di dalam area negatif ini, menyusul data ekonomi AS yang positif.

"Pergerakan rupiah masih disebabkan oleh apresiasi dolar AS yang didukung oleh membaiknya data-data ekonomi," kata analis Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta.

Ia mengatakan meningkatnya dolar AS dipicu dari kenaikan penjualan ritel AS menjadi 1,1 persen dari sebelumnya 0,2 persen, juga data klaim pengangguran dan neraca lancar AS yang cukup positif sehingga menunjukkan berlanjutnya pemulihan pertumbuhan ekonomi di AS.

Ia menambahkan depresiasi kurs rupiah juga masih dipicu oleh melemahnya mata uang euro setelah Fitch Rating menurunkan peringkat utang Italia menjadi BBB+ (triple B plus) dengan outlook negatif.

"Sentimen negatif lainnya, hasil lelang obligasi Italia yang tidak mencapai target," katanya.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan mata uang euro melemah seiring dana talangan Cyprus yang dianggap membahayakan wilayah Eropa.

"Keputusan bailout dapat berujung pada menipisnya persediaan devisa Cyprus sendiri dan membahayakan kondisi keuangan negara tersebut," katanya.

Ia menambahkan kondisi itu dapat menjadi sentimen negatif bagi kurs rupiah terhadap dolar AS ke depannya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013