Manado (ANTARA News) - Puncak perayaan Wafat Yesus Kristus Jumat Agung, yang berlangsung pukul 15.00 Wita di seluruh gereja Katolik di Keuskupan Manado, mendoakan pemimpin negara punya budi dan hati terhadap damai dan kebebasan sejati bagi semua orang.

"Marilah kita berdoa untuk semua pempin negara supaya Allah dan Tuhan kita seturut kehendakNya, mengarahkan budi dan hati mereka kepada damai dan kebebasan sejati bagi semua orang," kata Romo Aloysius Endro Wignoseputera dalam misa Jumat Agung di gereja Siti Kita Pada Hati Kudus Yesus Rumengkor Paroki Kristus Raja Kembes, Kabupaten Minahasa, Jumat.

Dalam doa meriah yang hanya ada setiap kali perayaan Jumat Agung, Romo Endro berdoa agar Allah mendampingi para pemimpin negara agar di seluruh dunia terjamin kesejahteraan bangsa-bangsa, kepastian kedamaian dan kebebasan beragama.

Doa meriah pada Jumat Agung tahun ini mendoakan pula agar dunia ini terbebas dari kesesatan, melenyapkan penyakit, menjauhkan kelaparan, mematahkan belenggu serta doa lain bagi orang agar semua yang berada dalam kesesakan bersukacita karena menerima belas kasih Tuhan.

Perayaan Jumat Agung di seluruh gereja Katolik di seluruh dunia, terdiri tiga bagian penting, yakni Liturgi Sabda, Penghormatan Salib dan Komuni.

Tiga bagian penting perayaan Jumat Agung maka gereja mengenangkan sengsara dan wafat Yesus, menghormati salib dan mengenang kembali kelahirannya dari lambung Yesus yang tergantung disalib.

Martinus Mamuaja, salah satu pimpinan gereja setempat mengatakan, hampir 100 persen Umat Katolik yang ada di daerah tersebut mengikuti perayaan Jumat Agung.

Banyaknya umat yang hadir menyebabkan seluruh gereja katolik yang ada di Manado termasuk di Minahasa, harus memperbesar daya tampung gereja dengan pengadaan tenda di luar gereja agar seluruh umat yang datang dapat mengikuti perayaan Jumat Agung dengan khusuk.

Sebelum menerima komuni yang merupakan perlambang tubuh dan darah Yesus, Umat Katolik yang hadir diberikan kesempatan melakukan sembah sujud Salib Suci Yesus sebagai tanda kelemahlembutan mengampuni, murah hari, berkurban, rela menderita.

Pewarta: Guido Merung
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013