Kairo (ANTARA News) - Duta Besar RI untuk Sudan, Sujatmiko, mengatakan bahwa Kontingen Garuda akan tetap mejalankan misi perdamaian di bawah bendera PBB atau United Nations Mission in Darfur dan Uni Afrika di Darfur Barat, Sudan.

"Oh ya, sejauh ini tidak masalah, dan pasukan Kontingen Garuda tetap berkomitmen menjalankan tugas penjaga perdamaian di negara sahabat Indonesia itu," kata Dubes Dr. Sujatmiko yang dihubungi Antara dari Kairo, Rabu.

Dubes Sujatmiko dimintai tanggapan terkait dengan laporan beberapa media massa internasional bahwa pemerintah Sudan melarang pasukan penjaga UNAMID memasuki wilayah bergolak itu.

Dubes menjelaskan bahwa pasukan Kontingen Garuda dinilai oleh UNAMID dan Khartoum sangat baik dalam menjalankan tugas sesuai dengan aturan yang telah disepakati bersama.

Ditanya mengenai laporan adanya pelarangan pemerintah Sudan terhadap UNAMID untuk memasuki Darfur Barat, Dubes mempertanyakan laporan tersebut dan menegaskan bahwa pihaknya belum mendengar adanya pelarangan.

"Pelarangan itu bersumber dari mana? Kalau pembatasan akses ke wilayah tertentu, memang iya, itu sudah lama, terutama daerah-daerah yang dipandang Sudan masih sangat berbahaya," katanya.

Disebutkan bahwa pembatasan akses itu khususnya wilayah yang masih banyak kelompok pemberontak dan sedang dipantau intensif oleh militer Sudan, memang dibatasi bagi pasukan UNAMID.

"Alasannya sangat masuk akal karena risikonya sangat tinggi bagi pasukan UNAMID. Ini demi keamanan para personel penjaga perdamaian," ujar Dubes Sujatmiko.

Sementara itu, Indonesia sudah mengirim Kontingen Garuda Bhayangkara (Formed Police Unit/FPU) Polri dan sekarang sudah tahun ke empat (FPU-4).

"Nanti awal November 2013 akan ada penggantian Kontingen Garuda Bhayangkara, FPU-5," kata Dubes.

Ia menambahkan,"Sekarang juga sedang dalam proses pengiriman satu Batalion TNI berjumlah 800 personel ke Darfur Barat, diperkirakan tiba di Darfur pertengahan tahun ini."

Di samping itu, kata dia, terdapat pula 20 personel penasihat dari Polri (Police advisor) dan 12 personel TNI sebagai pengamat (military observer).

Pewarta: Munawar Saman M
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013