Solo (ANTARA News) - Persis Solo tidak mampu memenuhi ambisinya meraih poin penuh setelah ditahan imbang melawan PSIM Yogyakarta dengan skor 1-1 pada pertandingan lanjutan kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia di Stadion Manahan Solo, Sabtu petang.

Tim Persis yang menjamu PSIM yang disaksikan sekitar 8.000 penonton yang mayoritas pendukung kesebelasan tuan rumah berlangsung seru dan saling menyerang.

Persis pada babak pertama berupaya melakukan penekanan untuk segera mencetak gol ke gawang PSIM, sedangkan tim tamu bertahanan ketat dan disiplin untuk menghindari kebobolan gawangnya.

Persis mendapat peluang pada menit ke-10 melalui tembakan keras yang dilakukan oleh Windu Wibowo dari luar kotak penalti. Namun, bolanya berhasil diblok kiper PSIM Oni Kurniawan sehingga hanya menghasilkan sepak pojok bagi Persis.

Persis yang mampu menguasai permainan pada babak pertama, justru kebobolan gawangnya pada menit ke-18. Hasil tembakan dari luar kotak penalti yang dilakukan oleh striker PSIM Agung Suprayogi mengubah kedudukan menjadi 0-1 untuk tim tamu.

Suparno dan kawan-kawan ketinggal satu gol terus menekan ke pertahanan lawan. Pemain depan Persis, Yanuar dan Indra Gunawan, sering mendapat peluang untuk mencetak gol, tetapi kedua kelihatan tergesa-gesa sehingga bolanya sering berhasil digagalkan oleh kiper PSIM.

Bahkan, Yanuar Ruspito pada menit ke-38 yang tinggal berhadapan dengan kiper Oni Kurniawan, tembakannya meleceng tipis di kanan gawang PSIM. Kedudukan 0-1 untuk tim tamu bertahan hingga babak pertama berakhir.

Memasuki babak kedua, Persis yang dikoordinasi Suparno meningkatkan tempo permainan sehingga sejak menit awal babak kedua mampu menguasai lapangan tengah, sedangkan PSIM kelihatan hanya mengandalkan serangan balik.

Persis yang melakukan serangan balik dari pemain sektor sayap kiri maupun kanan. Akan tetapi, lagi-lagi soal finishing selalu berhasil digagalkan barisan belakang lawan.

Persis mendapat peluang emas untuk menyamakan kedudukan pada menit ke-65 jika sundulan kepala pemain yang dilakukan oleh Dedi tidak membentur mistar gawang PSIM dan bola mental keluar.

Persis baru mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1 setelah pada menit ke-84 terjadi pelanggaran yang dilakukan salah satu pemain PSIM di dalam kotak penalti.

Dedi yang lolos sendirikan dijatuhkan oleh salah satu pemain belakang di dalam kotak penalti sehingga wasit langsung menunjuk titik penalti untuk tim tuan rumah.

Windu Wibowo yang dipercaya mengambil tembakan penalti tersebut tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dan tembakannya berhasil masuk mengecoh kiper PSIM sehingga menyamakan kedudukan menjadi 1-1.

Kedudukan imbang 1-1 tersebut hingga wasit yang mempimpin pertandingan, Khoirul Soleh, asal Pasuruhan meniup peluit panjang tanda babak kedua berakhir.

Wasit juga mengahadiahkan tiga kartu kuning untuk Eko Fujiyanto, Topas Pamungkas, dan Agung Suprayogi, ketiganya asal PSIM.

Wakil Manajer Persis Solo, Hong Widodo, mengatakan bahwa anak-anak bermain tidak maksimal sehingga tidak mampu mengalahkan tamunya, PSIM.

"Kami tidak puas dengan permainan anak-anak kurang maksimal. Mereka sebenarnya menguasai permainan, tetapi hanya satu gol yang mampu dicetak ke gawang PSIM. Kami lemah dalam finishing," kata Hong Widodo.

Menurut dia, Persis yang diturunkan melawan PSIM ini, mayoritas pemain muda yang masih magang sehingga mereka masih sering ragu-ragu memberikan umpan kepada teman lainnya.

"Pemainnya masih muda butuh jam terbang. Mereka sering ragu-ragu dalam melakukan finishing," katanya.

Pelatih PSIM Yogyakarta Maman Durahman mengatakan bahwa pihaknya cukup puas dengan hasil imbang 1-1 karena timnya pulang berhasil membawa poin melawan Persis.

Menurut dia, tim tuan rumah sebenarnya bermain tidak menampilkan permainan cepat sehingga timnya bisa mengimbangi lawan. Namun, Nova Zaenal dan kawan-kawan kelihatan bermain sangat berat melawan Persis sehingga permainannya tidak bisa lepas.

Namun, pihaknya sudah cukup puas hasil imbang tersebut dengan satu poin meski targetnya melawan tuan rumah Persis meraih tiga poin penuh.

"Kami heran kenapa anak-anak tidak bisa bermain lepas seperti biasanya. Mereka kelihatan bermain sangat berat," katanya. (B018/D007)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013