Surabaya (ANTARA News) - Para pemain tim sepak bola Persebaya 1927 yang berlaga di kompetisi Indonesia Premier League menolak berlatih sebelum ada kepastian mengenai gaji mereka yang terlambat dibayar.

Jadwal latihan yang seharusnya berlangsung di Lapangan Karanggayam Surabaya, Rabu, tidak jadi dilakukan karena pemain lebih memilih berkumpul dan duduk-duduk berdiskusi dengan tim pelatih.

"Memang betul hari ini kami tidak jadi berlatih dan hanya berdiskusi dengan pemain," kata Pelatih Persebaya 1927, Ibnu Grahan.

Dari diskusi tersebut, lanjut Ibnu, tim pelatih dan pemain berencana untuk bertemu dengan manajemen tim pada Jumat (3/5), guna membicarakan masalah keterlambatan gaji dan hal-hal lainnya.

"Pak Saleh Mukadar (CEO sementara Persebaya) posisinya masih di Jakarta dan menjanjikan akan menemui pemain pada Jumat. Mudah-mudahan segera ada kejelasan soal tim ini," tambahnya.

Gaji pemain Persebaya 1927 yang seharusnya dibayar pada 29 April, hingga kini belum ada tanda-tanda diselesaikan karena manajemen tim sedang mengalami krisis keuangan.

Masalah tersebut sebenarnya sudah berlangsung sejak Maret lalu, ketika CEO Persebaya Gede Widiade yang selama ini menangani operasional tim, memutuskan mundur sehingga memicu keresahan pemain.

Akibat ketidakpastian itu, tim pelatih memutuskan untuk mengistirahatkan pemain dari kegiatan latihan selama beberapa pekan dan baru kembali berlatih setelah mendapatkan jaminan dari Saleh Mukadar yang mengambil alih sementara posisi Gede Widiade.

Masa depan Persebaya 1927 yang tidak menentu tersebut, juga telah membuat beberapa pemain memutuskan keluar dan hengkang ke tim lain.

Dikonfirmasi terpisah, Manajer Persebaya 1927 Saleh Hanifah berharap pemain bisa kembali menjalani program latihan, karena manajemen juga sedang berupaya mencarikan dana untuk menyelesaikan pembayaran gaji mereka.

"Manajemen tidak tinggal diam dan terus berupaya untuk memenuhi hak-hak pemain, tetapi pemain perlu sabar dan tetap berlatih," ujarnya.

Pewarta: Didik Kusbiantoro
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013