Apabila terjadi letusan dari anak gunung Krakatau atau tsunami, hasil studi menunjukkan bahwa secara teknis Jembatan Selat Sunda itu tetap aman sehingga layak dibangun"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan hasil studi kelayakan menunjukkan secara teknis Jembatan Selat Sunda layak dibangun.

"Tim sekretariat telah melakukan serangkaian studi kelayakan untuk menilai layak atau tidaknya pelaksanaan pembangunan jembatan itu. Ternyata, hasil studi menyatakan secara teknis Jembatan Selat Sunda layak dibangun," kata Hatta di Jakarta, Kamis, usai rapat koordinasi dengan beberapa meneteri termasuk Menteri Pekerjaan Umum mengenai pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra dan Jembatan Selat Sunda.

Menurut Hatta, beberapa studi kelayakan telah dilakukan untuk menilai layak atau tidaknya pembangunan Jembatan Selat Sunda, meliputi studi kegempaan, vulkanologi, studi terkait arus laut, dan berbagai macam studi lainnya.

"Demikian juga pandangan dari ahli vulkanologi, apabila terjadi letusan dari anak gunung Krakatau atau tsunami, hasil studi menunjukkan bahwa secara teknis Jembatan Selat Sunda itu tetap aman sehingga layak dibangun," ujarnya.

Dia mengatakan Jembatan Selat Sunda akan dibangun untuk menjadi ikon Indonesia di mana tenaga ahli dan insinyur dari Indonesia akan berperan dominan membangunnya. 

Hatta menjelaskan Jembatan Selat Sunda akan dibangun dalam satu kawasan terpadu yang meliputi dua provinsi, yaitu Banten dan Lampung.

Dia menyatakan Pemerintah Daerah Banten dan Lampung sudah menetapkan kawasan itu sebagai Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda (KSISS) dan pada masing-masing daerah sudah ditetapkan beberapa kawasan strategis untuk pariwisata dan industri.

"Jadi, pembangunan kawasan ini memang sudah dimantapkan oleh masing-masing pemerintah daerah karena sebenarnya pemda merupakan pemrakarsa pembangunan KSISS dan Jembatan Selat Sunda ini," katanya.

Selanjutnya, pemerintah berharap jembatan itu dapat mempercepat pertumbuhan daerah.

"Jadi, KSISS ini memang masuk dalam Masterplan ASEAN Connectivity dan diharapkan menjadi ruas jalan baru dengan kualitas berstandar internasional karena menyangkut konektivitas," ungkapnya.

Sementara itu Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengaku telah melakukan kajian awal untuk studi kelayakan, meliputi aspek angin, geologi dan pusat gunung.

Djoko memastikan setelah mendatangkan pakar dari luar negeri, maka jembatan itu secara teknis, finansial, ekonomi dan lingkungan layak dibangun.

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013