Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pertanian mengusulkan penerapan harga batas atas atau ceiling price untuk daging sapi guna membatasi keniakan harga yang tidak terkendali di pasar.

Perlu ada harga batas atas seperti yang diberlakukan pada komoditas gabah dan beras melalui harga pembelian pemerintah (HPP) untuk melindungi konsumen, kata Menteri Pertanian Suswono di Jakarta, Selasa.

"Jika ada aturan harga batas atas daging sapi dan batas bawah harga daging sapi, ini mungkin bisa membuat harganya lebih stabil," katanya disela buka puasa dengan kalangan media.

Suswono menyatakan dengan adanya harga batas atas daging sapi yang ditetapkan pemerintah, maka pedagang dilarang menjual lebih tinggi dari harga batas atas, sementara harga batas bawah untuk melindungi kepentingan peternak.

"Kalau ada yang melanggar batas atas, pedagang tersebut bisa dikenakan sanksi, ada batas bawah, petani kita tetap dilindungi," katanya.

Ia mengakui kebijakan seperti ini sudah diterapkan di beberapa negara dan hasilnya dapat meredam gejolak harga.

"Ini sudah diterapkan di beberapa negara, dan terbukti efektif, kalau di Indonesia saat ini baru ada HPP (Harga Pembelian Pemerintah) beras yang dilakukan Bulog," katanya.

Menyinggung besaran harga batas atas ataupun batas bawah yang layak untuk daging sapi, Mentan menyatakan, hal itu perlu pengkajian lebih mendalam karena komoditas daging berbeda dengan gabah atau beras yang patokan harganya bisa disamakan seluruh Indonesia.

"Harga Pokok Produksi (HPP) daging di setiap daerah berbeda sehingga ceiling price-nya juga tidak bisa disamaratakan untuk seluruh Indonesia," katanya.

Terkait harga daging saat ini, Suswono mengakui masih tinggi yaitu Rp 90.000 per kg, padahal 109.000 ekor sapi yang ada di feedloter (perusahaan penggemukan sapi) sudah mulai didistribusikan.

Ia menambahkan seharusnya pasokan daging dari feedloter ini bisa menurunkan harga daging, namun para feedloter ternyata mengikuti harga pada tingkat peternak.

"Sekarang di feedloter saja harganya Rp30.000 per kilo bobot hidup," katanya.

Pewarta: Subagyo
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013