Keberadaan ternak sapi yang tidak bisa kembali ke daerah asal tersebut bisa merugikan peternak rakyat
Jakarta (ANTARA) - Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) berperan aktif mencari solusi atas keberadaan ternak sisa penjualan pada momen Idul Adha di Jabodetabek yang tidak bisa dibawa pulang ke daerah asal sebagai salah satu upaya menjaga stabilisasi pasokan dan harga daging sapi.

“Keberadaan ternak sapi yang tidak bisa kembali ke daerah asal tersebut bisa merugikan peternak rakyat,” kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Rabu.

Bapanas mencatat sisa sapi hidup yang tidak terjual pada perayaan Hari Raya Idul Adha 2023 dan tidak bisa dikembalikan ke daerah asal sebanyak 2.152 ekor yang terdiri dari 1.140 ekor dari NTB dan 662 ekor dari NTT.

Melimpahnya ketersediaan sapi tersebut dimanfaatkan oleh sejumlah oknum pedagang yang menawar sapi sisa kurban tersebut dengan harga murah jauh di bawah Harga Acuan Pembelian (HAP) bobot hidup tingkat produsen. Bahkan ada yang menawar hingga Rp 30.000 per kg bobot hidup.

“Sisa hewan kurban yang akan dikembalikan ke daerah asal sebagian besar adalah sapi yang berasal dari NTB. Peternak saat ini kesulitan menjual sisa hewan kurban karena masa HBKN Idul Adha telah usai,” jelasnya.

Arief pun mengaku bahwa ia telah mempertemukan pemangku kepentingan terkait untuk mencari solusi, salah satunya mendorong dilakukan penyerapan oleh pelaku usaha pangan BUMN, BUMD, dan swasta.

“Kita mendorong disepakati langkah-langkah solutif yang tidak merugikan pihak manapun. Salah satunya mendorong penyerapan sapi-sapi tersebut oleh BUMN dan BUMD pangan guna memenuhi kebutuhan konsumsi daging di Jabodetabek sekaligus menghindarkan kerugian peternak,” ujarnya.

Berdasarkan pertemuan tersebut PT Berdikari siap mendukung penyediaan tempat (kandang) yang berlokasi di areal Pabrik Gula (PG) Jatitujuh Majalengka dan Pupuk Kujang Cikampek, dengan kapasitas maksimal 600 ekor. Dalam skema tersebut peternak bisa menggunakan kandang Berdikari di luar biaya operasional untuk menyimpan sapi-sapi tersebut sampai menunggu penjualan.

Sementara itu, ABUMD DKI Jakarta yang bergerak di bidang peternakan juga siap mendukung mengatasi kelebihan pasokan hewan kurban dengan menyerap sekitar 100-150 ekor sapi yang tidak bisa kembali ke NTB dan NTT dengan harga yang wajar.

“Tidak hanya di wilayah Jabodetabek, pelaku usaha ternak di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, telah menyampaikan siap membantu menyerap sekitar 300 ekor sapi,” tambahnya.

Kemudian dari Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) turut menyatakan kesiapannya untuk membantu penjualan dalam bentuk daging.

“Jadi setelah sapi terserap dan diproses menjadi daging, pasarnya sudah kita siapkan melalui APDI. Maka dalam upaya ini, kita tidak hanya amankan hulunya dengan mendorong penyerapan tetapi juga mengamankan hilirnya,” tuturnya.

Baca juga: Dinkes Gunungkidul telusuri warga konsumsi daging sapi positif antraks
Baca juga: Masjid Raya Banda Aceh bagikan kurban bantuan pemerintah ke 750 fakir


Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023