Kami bisa terima jika kurs naik Rp11.000 hingga Rp12.000 karena pada 2008 juga begitu. Jangan takut, kalau takut nanti seperti tahun 1997--1998, investor `lari` semua,"
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan kalangan pengusaha bisa menerima nilai tukar hingga mencapai Rp12.000 per dolar AS untuk memperbaiki perekonomian nasional.

"Kami bisa terima jika kurs naik Rp11.000 hingga Rp12.000 karena pada 2008 juga begitu. Jangan takut, kalau takut nanti seperti tahun 1997--1998, investor `lari` semua," ucapnya di Jakarta, Jumat.

Sofjan menilai kenaikan kurs rupiah terhadap dolar AS juga untuk membiayai defisit neraca pembayaran.

Dia juga meyakini kondisi perlambatan perekonomian nasional hanya sementara dan rupiah akan menguat kembali pada September atau setelah Idul Fitri 1434 Hijriah.

"Ini lebih banyak dipicu Lebaran, setelah Lebaran kita percaya akan menguat lagi," ujarnya.

Sofjan berharap pada September investasi bisa masuk kembali karena diperkirakan masyarakat cenderung menyimpan uang di bank.

"Suku bunga sudah naik, kurs rupiah dolar As juga naik, selama ini kan `very limited` (sangat sementara) terjadi dalam jangka waktu sebulan, dua bulan saja nanti turun lagi di bawah Rp10.000 per dolar AS," tukasnya.

Dia mengaku dampak tersebut belum terlalu terasa kepada dunia usaha kecuali pihaknya menjual barang-barang lebih mahal setelah Idul Fitri.

Dia juga mengatakan pengusaha dan pemerintah sepakat menjaga pertumbuhan ekonomi di kisaran 6,2 persen dengan menumbuhkan gairah investasi dalam negeri.

"Mengenai neraca transaksi berjalan dan rupiah, kita sepakat bahwa ini sementara terjadi. Karena itu, jangan panik dan khawatir gonjang-ganjing neraca pembayaran ini," tuturnya.

Sofjan juga mengimbau untuk menggunakan rupiah dibanding dolar pada transaksi di Pelabuhan Tanjung Priok.

Untuk saat ini, dia mengatakan akan memperbanyak pasokan sehingga terjadi keseimbangan agar dolar AS turun kembali di bawah Rp10.000 per dolar AS.

"Kita usahakan, sejauh ini macet di Tanjung Priok seharusnya barangnya cukup," tandasnya.
(J010/C004)

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013