Banyak hal yang harus saya perbaiki seperti speed, akurasi bola, dan mengurangi kesalahan-kesalahan sendiri
Jakarta (ANTARA News) - Tunggal putri Indonesia Linda Wenifanetri mengaku terinspirasi pebulu tangkis muda asal Thailand Ratchanok Intanon yang berhasil meraih gelar juara dunia dengan mengalahkan Li Xuerui pada Kejuaraan Dunia 2013, Minggu (11/8).

Ratchanok tampil gemilang saat menaklukkan Li, pemain nomor satu dunia asal China. Lewat kemenangan itu, Ratchanok Intanon, pemain peringkat tiga dunia, menjadi peraih juara dunia tunggal putri termuda dan pemain Thailand pertama yang meraih gelar juara dunia pada usianya yang baru menginjak 18 tahun.

"Saya mendapat motivasi lebih untuk lebih giat berlatih dan lebih yakin bahwa lawan siapapun bisa kita kalahkan. Kekuatan bulu tangkis sekarang lebih merata," kata Linda kepada ANTARA News.

Selain itu, Linda juga menyaksikan langsung ketika lagu kebangsaan Indonesia dua kali berkumandang di Tianhe Indoor Gymnasium, Guangzhou, China berkat kemenangan ganda putra Mohammad Ahsan-Hendra Setiawan serta ganda campuran Tontowi Ahmad-Liliyana Natsir.

"Saat itu saya sampai merinding, dua kali lagu Indonesia berkumandang. Saya jadi tambah termotivasi banget. Berarti bulu tangkis bukan milik China saja," ujar atlet yang hobi membuat kue itu.

Pada Kejuaraan Dunia 2013, Linda gagal menaklukkan Li dalam pertandingan putaran ketiga langsung dua game 10-21, 12-21.

"Sebelumnya memang pernah ketemu (head to head 1-3 untuk keunggulan Li). Dia sepertinya lebih ngebaca pola permainan saya. Saya tidak dapat bola serangan," jelasnya mengomentari kekalahannya saat itu.

Pemain yang kini menduduki peringkat 11 dunia itu langsung mempersiapkan diri ke turnamen Taiwan Terbuka 2013.

"Banyak hal yang harus saya perbaiki seperti speed, akurasi bola, dan mengurangi kesalahan-kesalahan sendiri. Main harus lebih safe," katanya.

Pewarta: Monalisa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013