... pemerintah juga akan mendorong percepatan penyelesaian proyek-proyek investasi yang sedang berjalan dan terus memperbaiki iklim investasi...
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2014 sebesar 6,4 persen, demikian disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato keterangan pemerintah atas Rancangan Undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPBN) Tahun Anggaran 2014 beserta Nota Keuangan.

Presiden, di depan anggota DPR dan DPD di Jakarta, Jumat, mengatakan langkah-langkah positif yang diambil melalui percepatan perubahan APBN 2013 telah membuahkan hasil, yaitu tersedianya ruang fiskal yang lebih baik dalam RAPBN 2014.

"Ruang-ruang fiskal ini kemudian dialokasikan pada sektor-sektor infrastruktur, perlindungan sosial, transportasi publik dan energi terbarukan," katanya.

Presiden mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi 2014 tidak bisa hanya bertumpu pada anggaran pemerintah.

"Kita tahu anggaran pemerintah terbatas. Oleh karena itu, pemerintah juga akan mendorong percepatan penyelesaian proyek-proyek investasi yang sedang berjalan dan terus memperbaiki iklim investasi di Tanah Air," kata Yudhoyono.

Presiden juga berharap neraca perdagangan 2014 akan membaik seiring dengan membaiknya permintaan komoditas ekspor.

Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga akan mendorong pembangunan industri dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada impor barang modal dan bahan baku.

"Pemerintah sedang mempersiapkan skema pemberian insentif, agar dalam jangka menengah Indonesia dapat menghasilkan bahan baku setengah jadi," katanya.

Dengan langkah-langkah ini, katanya, pemerintah berkeyakinan laju pertumbuhan ekonomi 2014 dapat kembali ditingkatkan.

Dengan memperhatikan kondisi eksternal dan perkembangan ekonomi domestik tersebut, Yudhoyono mengatakan bahwa pemerintah menyusun RAPBN 2014 dengan hati-hati.

Pemerintah menyusun RAPBN 2014 pemerintah dengan asumsi, pertama pertumbuhan ekonomi mencapai 6,4 persen dan kedua, asumsi mengenai inflasi akan dijaga pada kisaran 4,5 persen.

Ketiga, asumsi rata-rata nilai tukar dengan menggunakan kebijakan moneter yang berhati-hati akan dijaga Rp9.750 per dolar AS. Keempat, ujarnya, pemerintah akan terus menjaga kesehatan fundamental ekonomi dan fiskal agar instrumen tetap memiliki daya tarik bagi investor.

Terkait dengan hal tersebut, asumsi rata-rata suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) tiga bulan disusun pada tingkat 5,5 persen.

Kelima, asumsi harga minyak Indonesia (ICP) sekitar 106 dolar AS per barel dan pemerintah memperkirakan lifting minyak mentah mencapai 870 ribu barel per hari. Sedangkan untuk lifting gas bumi mencapai 1.240 ribu barel setara minyak per hari.


Pewarta: Joko Susilo
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013