Yogyakarta (ANTARA News) - Suhu udara dingin di Daerah Istimewa Yogyakarta beberapa hari ini merupakan dampak gangguan cuaca jangka pendek dari badai tropis Utor di Filipina yang terjadi sejak sepekan lalu.

Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta Tony Agus Wijaya di Yogyakarta Jumat mengatakan, suhu dingin dampak dari badai tropis Utor sekarang sudah mulai berkurang.

Menurut Tony, suhu udara dingin yang terjadi di Yogyakarta beberapa hari ini sempat tercatat hingga 18 derajat celsius, sementara di siang hari panas dapat mencapai 32 derajat celsius.

Fenomena tersebut disebabkan awan atau uap air yang seharusnya terkumpul di DIY tertarik oleh pola angin menuju pusat badai Utor di Filipina.

"Jadi selama tiga pekan di DIY memang langit cenderung cerah tak berawan. Sehingga di siang hari panas dan di malam hari dingin," katanya.

Akibat pengaruh badai itu, curah hujan di DIY bahkan sempat berkurang 12 persen dari kondisi biasanya. Selain itu memang disebabkan Agustus merupakan puncak musim kemarau pada tahun ini.

"Selama musim kemarau yang terkena gangguan iklim jangka panjang mulai Mei 2013, Agustus merupakan bulan yang paling rendah curah hujannya,"katanya.

Namun demikian, ia mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan sebab dalam kondisi cuaca yang tidak menentu rentan munculnya wabah penyakit.

Selanjutnya, bagi kalangan petani setempat agar tidak terkecoh cuaca seperti itu sebab hujan masih tetap berpotensi terjadi selama gangguan iklim jangka panjang masih berlangsung.

"Kami harap kalangan petani agar tetap siaga dan sadar dengan kondisi kemarau basah saat ini. Sehingga tidak gegabah dalam menanam tanaman yang rentan terhadap air hujan," katanya.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013