Kita antisipasi situasi yang ada, komunikasi sudah bagus dan kita tukar menukar info supaya `view`nya sama,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, pemerintah bersama Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan terus berkoordinasi untuk menjaga stabilitas perekonomian nasional yang saat ini sedang menghadapi gejolak.

"Kita antisipasi situasi yang ada, komunikasi sudah bagus dan kita tukar menukar info supaya `view`nya sama," katanya seusai mengadakan rapat dengan Gubernur Bank Indonesia dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Rabu malam.

Chatib menambahkan, situasi saat ini berbeda dengan krisis pada 2008 atau 1998, namun pemerintah akan menyiapkan antisipasi berupa paket kebijakan ekonomi, untuk menekan defisit transaksi berjalan dan menjaga pertumbuhan ekonomi.

"Fokus kita sekarang stabilisasi sambil pertahankan pertumbuhan ekonomi di level yang dimungkinkan dan mengatasi defisit transaksi berjalan. Kalau kita `address` semua isu, `market` lihat pemerintah dan BI tidak fokus," ujarnya.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, koordinasi dengan pemerintah akan terus dilakukan untuk merespon kondisi perekonomian terkini dan mewujudkan stabilitas ekonomi dengan menjaga momentum pertumbuhan.

"BI terus berkomitmen dengan pemerintah dan OJK untuk merespon perkembangan yang ada, karena kita sama-sama tahu bahwa faktor eksternal terutama kebijakan stimulus AS kita waspadai, serta kondisi internal di neraca pembayaran, karena defisit transaksi berjalan," katanya.

Agus menambahkan, BI akan berupaya menjaga stabilitas sistem keuangan dengan menjaga fundamental nilai tukar rupiah terhadap dolar AS serta melakukan intervensi pembelian surat utang negara di pasar sekunder.

"Kita akan menjaga agar nilai tukar rupiah itu untuk terwujudnya neraca pembayaran Indonesia yang lebih sehat. BI juga terus merespon dengan instrumen yang dimiliki dalam bentuk berbagai bauran kebijakan, termasuk kebijakan makro prudensial," ujarnya.

Sementara, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad mengaku optimistis kondisi di industri keuangan, yang saat ini bergejolak karena perlemahan rupiah dan anjloknya bursa saham, akan membaik.

"Saya masih melihat optimisme yang masih besar, karena kami masih bisa menyakini bahwa kinerja industri keuangan masih bisa bangkit, sesuai perkiraan indikator yang membaik di triwulan tiga dan empat," ujarnya.

Muliaman juga mengatakan kinerja emiten hingga semester I-2013 masih dalam keadaan baik, apabila dibandingkan kinerja emiten di pasar saham Thailand, Filipina dan negara berkembang lain.

"Kita punya bahan dasar `underlying asset` yang kualitasnya lebih baik dan tentu saja ini bagi kita salah satu modal dasar, di samping tentu saja kita tidak ingin ada orang yang memanfaatkan kesempatan di dalam situasi seperti ini," katanya.

Muliaman memastikan OJK akan terus meningkatkan pengawasan agar suasana tidak makin memburuk, termasuk melakukan relaksasi dan menyiapkan aturan baru sebagai respon apabila terjadi krisis.

"Saya melihat perkembangan indeks hari ini kelihatannya sudah berbalik arah. Tidak tahu besok seperti apa, lusa juga seperti apa. Tapi intinya sebetulnya kita akan siapkan aturan-aturan yang memungkinkan itu untuk `recover`," ujarnya.
(S034/Z002)

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013