Bangkok (ANTARA News) - Pemboman, pembakaran, dan serangan dengan menggunakan senjata api di pedalaman Thailand Selatan, Rabu (9/10), menewaskan seorang wanita berprofesi guru dan dua petugas ranger dalam satu gelombang terbesar dan terkoordinasi yang diduga dilakukan oleh gerilyawan.

Beberapa sumber pemerintah mengatakan serangan di Narathiwat, Yala, Pattani dan Songkhla tersebut "dimaksudkan untuk memperingati berdirinya" kelompok Barisan Revolusi Nasional (BRN) dan Organisasi Pembebasan Bersatu Pattani (Pulo).

Lebih dari 40 serangan dilaporkan di seluruh 17 kabupaten di empat provinsi itu.

Sebelas serangan--enam pemboman, empat pembakaran, dan satu pencurian mobil tangki--dilaporkan di lima kabupaten Narathiwat, kata May. Jend. Pol. Patthanawuth Angkhanawin, Kepala Polisi Provinsi Narathiwat, sebagaimana diberitakan Xinhua.

Di Yala, 11 serangan bom dilaporkan terjadi terhadap mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di Kabupaten Muang, Yaha dan Bannang.

Tersangka gerilyawan mencuri satu mobil tangki kosong yang biasanya digunakan untuk mengangkut air dari Kabupaten Rueso di Narathiwat dan diisi dengan bahan bakar.

Mereka menyemprotkan bahan bakar tersebut ke satu bangunan di Kantor Polisi Ja Kwa di Kabupaten Raman, Yala.

Polisi melihat mereka saat mereka beraksi. Para penyerang melarikan diri sebelum mereka bisa membakar bangunan yang dibasahi bahan bakar itu.

Sebanyak 15 serangan dilaporkan di enam kabupaten Pattani, termasuk 12 pemboman ATM, satu serangan bom, satu pembakaran, dan gabungan serangan bom bensin serta penembakan.

Wakil Perdana Menteri Pracha Promnok, yang bertugas menangani keamanan dalam negeri, mengatakan serangkaian serangan tersebut dimaksudkan sebagai "pamer kekuatan tempur gerilyawan", untuk memperingati berdirinya BRN dan Pulo.

BRN didirikan pada 10 Oktober 1963 dan Pulo pada 11 Oktober 1968.

Thailand menempatkan sebanyak 60.000 prajurit di bagian selatan negeri itu, tempat hampir satu dasawarsa konflik telah menewaskan lebih dari 5.700 orang.

(C003)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013