Tiga di antaranya masuk dalam 10 besar ombak terbaik di dunia,"
Padang (ANTARA News) - Wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar), yang memiliki laut seluas 30.018,43 kilometer persegi menawarkan 72 titik selancar sebagai andalan destinasi wisata daerah tersebut.

"Tiga di antaranya masuk dalam 10 besar ombak terbaik di dunia," kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kepulauan Mentawai, Desti Seminora di Padang, Senin.

Desti menyebutkan, 72 titik selancar itu tersebar di perairan Pagai Selatan, Pagai Utara, Siberut, dan Sipora. Sementara yang terbaik adalah ombak Lance`s Righ di Katiet (Sipora Selatan), Makaronis (Pagai utara) dan Siberut.

Meski di daerah yang memiliki garis pantai sepanjang 1.402,7 kilometer itu rawan bencana, namun para wisatawan asing yang memiliki minat khusus berselancar tidak terpengaruh. Dari kunjungan wisatawan asing, 80 persen di antaranya adalah tamu untuk berselancar.

"Sebanyak 20 persen masuk dalam kategori wisata alam dan budaya. Kalau bencana, hanya berpengaruh kepada turis yang sedang melakukan tracking (pejelajahan)," kata Desti.

Daerah pemekaran dari Kabupaten Padangpariaman pada 1999 itu juga menawarkan 40 spot penyelaman dan 43 titik wisata memancing. Lokasi andalan untuk para penyelam terdapat di Pulau Setan (Pulau Batutongga), di Sipora Utara.

"Di situ (Pulau Batutongga) terdapat cukup banyak terumbu karang dan ikan balong," katanya.

Akan tetapi, sebagai wilayah yang memiliki banyak objek wisata bahari, hanya tersedia 15 resort sebagai sarana akomodasi. Sebagai penunjang para masyarakat juga menjadikan rumah meraka sebagai penginapan bagi para wisatawan

Tahun ini, Disbudparpora Mentawai menargetkan kunjungan turis asing sebanyak 7.000 orang hingga akhir 2013. Jumlah tersebut meningkat dibanding 2012 yang hanya 6.000 orang. Umumnya adalah tamu surfing dari Australia, Amerika, Portugal dan Inggris.

Desti juga meminta pihak kepolisian dan Dinas Kelauatan dan Perikanan Mentawai, agar dapat menertibakan aktivitas pengeboman ikan yang marak terjadi di titik-titik selancar.

"Kalau ini dibiarkan terus, wisatawan juga menjadi terganggu dan tidak nyaman," ujarnya.
(KR-IWY/H014)

Pewarta: Ikwan Wahyudi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013