Yogyakarta (ANTARA News) - Pasukan pengamanan mengikat keris abdi dalem Keraton Yogyakarta dengan pita supaya tidak lepas dari warangka demi memastikan keamanan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada upacara panggih dalam pernikahan putri Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Petugas keamanan pada Selasa mengikat keris para abdi dalem dengan pita berwarna biru untuk memastikan senjata itu tidak lepas dari warangka pada upacara panggih pernikahan Gusti Kanjeng Ratu Hayu dan Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro yang juga akan dihadiri oleh Wakil Presiden Boediono.

Tamu undangan yang mengenakan busana tradisional daerah dengan perlengkapan keris juga tidak luput dari pemeriksaan petugas.

Petugas yang mengamankan upacara pernikahan itu juga mengharuskan para tamu dari dalam maupun luar negeri melewati alat pemindai logam yang dipasang di beberapa pintu masuk Keraton Yogyakarta.

Ketua Panitia Pernikahan Agung Keraton Yogyakarta KRT Yudho Hadiningrat sebelumnya mengatakan panitia juga memeriksan seluruh bingkisan atau kado menggunakan alat deteksi logam untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya gangguan keamanan.

"Upaya pemeriksaan bingkisan atau kado ini untuk mengantisipasi kemungkinan adanya aksi teror, seperti kado yang berisi bom," katanya.

Pintu pengaman pun, kata dia, dipasang untuk mencegah penyelundup masuk.

"Langkah ini dilakukan untuk lebih meningkatkan kewaspadaan karena dalam upacara pernikahan ini akan banyak datang tamu dari kalangan pejabat negara, dan relasi dari dalam dan luar negeri," katanya.

Selain itu petugas juga menempatkan empat unit kendaraan lapis baja jenis panser dari Korem 072/Pamungkas Yogyakarta di sebelah utara dan selatan Keraton Yogyakarta atas permintaan Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres).

"Kemarin dari Paspampres juga telah datang untuk meninjau situasi dan termasuk bagaimana langkah pengamanan jika terjadi sesuatu," kata Yudho.

Ia menambahkan, sekitar 3.000 anggota TNI, Polri serta Pengamanan Swakarsa dari masyarakat juga dikerahkan untuk mengamankan prosesi pernikahan tersebut.

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013