Selain telah menyiapkan antisipasi untuk menjawab megatrend IT, kami juga akan fokus pada penyediaan solusi ICT untuk SME (small medium enterprise),"
Lombok (ANTARA News) - Penyedia solusi teknologi informasi dan komunikasi, Fujitsu, akan memperkuat layanannya di Indonesia dan memperluas pasarnya dengan salah satu target utamanya usaha kecil menengah (UKM).

"Selain telah menyiapkan antisipasi untuk menjawab megatrend IT, kami juga akan fokus pada penyediaan solusi ICT untuk SME (small medium enterprise)," kata Presiden Direktur FUjitsu Indonesia Achmad S Sofwan dalam Fujitsu Media Gathering 2013 di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Kamis.

Pada segmen itu masih banyak yang melihat solusi ICT dari perspektif produk, sementara tantangan yang mereka hadapi kian kompleks seiring bertumbuhnya bisnis mereka.

Edukasi terhadap solusi ICT yang cerdas, kata Sofwan, masih sangat diperlukan karena penetrasinya sangat rendah, dan itu menjadi tantangan bagi Fujitsu untuk mendorong mereka mengimplementasikan solusi.

Menurut Sofwan, komputasi awan, enterprise social, dan big data masih akan menjadi tren utama dunia teknologi informasi dan perlu diantisipasi dengan solusi cerdas.

Dengan portfolionya yang luas yang dihadirkan unit bisnis Aplication Services,Enterprise Solution, Infrastruktur Services & Solution (ISS), dan Managed Services, Fujitsu optimistis dapat terus mendukung pelanggannya dengan solusi-solusi cerdas yang mereka butuhkan.

Pada tahun 2013 ini, kata Achmad Sofwan, pertumbuhan Fujitsu Indonesia mencapai 23 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan industri yang hanya 10,1 persen.

Unit bisnis yang menyumbang pendapatan terbesar Fujitsu Indonesia pada 2013 adalah ISS dengan kontribusi hingga 60 persen, diikuti Aplication Services dengan 20 persen, dan selebihnya yang lain.

Di Indonesia, menurut Achmad Sofwan, belanja IT pada 2013 sekitar 15 miliar dolar atau 14,8 persen dari total pengeluaran IT di pasar yang sedang tumbuh di Asia.

Sementara pada tahun depan, Fujitsu menargetkan pertumbuhan 20 persen mengingat dampak dari depresiasi nilai tukar rupiah belakangan ini.

Dampak dari depresiasi rupiah, katanya, akan berpengaruh terhadap bisnis infrastructure service di Indonesia karena selama ini harga perangkat-perangkat kerasnya mengikuti nilai tukar dolar.

Achmad Sofwan menambahkan bahwa Fujitsu tahun depan akan fokus pada sektor-sektor potensial seperti healtcare, manufaktur, dan perbankan.(*)

Pewarta: Suryanto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013