Mataram (ANTARA News) - Puluhan pelajar menggelar aksi solidaritas mengecam tindak kekerasan yang dialami Fikri Dolasmantya Surya (20), mahasiswa baru Institut Tekhnologi Nasional (ITN) Malang yang meninggal saat mengikuti kegiatan Kemah Bakti Desa (KBD) di Gua Cina, Desa Sitiarjo, Sumbermanjing Wetan, Malang, Jawa Timur.

Dalam aksinya para pelajar melakukan doa bersama di lapangan SMAN 6 Mataram, Sabtu. Meski diguyur hujan, suasana doa bersama berlangsung khidmat dan penuh haru. Sambil membawa foto Fikri, beberapa siswa terlihat menangis.

"Kami mengecam segala bentuk tindak kekerasan dalam dunia pendidikan, " kata Ketua OSIS SMAN 6 Mataram, Wisnu.

Menurut Wisnu meninggalnya alumni mereka Fikri, merupakan bukti nyata telah terjadi tindak kekerasan di dunia pendidikan. Sebagai pelajar mereka meminta kepada pihak berwenang untuk mengusut tuntas kasus itu. Sehingga ke depan tidak ada lagi korban serupa.

Aksi tersebut juga melibatkan kedua orang tua almarhum Fikri, Muchsir dan Khusnul Fikhiyah, alumni SMAN 6 Mataram, beberapa organisasi pemuda dan masyarakat yang tergabung dalam Masyarakat Mataram Anti Kekerasan.

Kepala SMAN 6 Mataram Muhtadi Hairi mengatakan, aksi yang digelar ini merupakan wujud keprihatinan seluruh pihak terkait kasus kematian Fikri. Muhtadi prihatin dengan kegiatan kemahasiswaan yang kini telah diciderai dengan tindak kekerasan.

Ia meminta kepada aparat kepolisian dan Komnas Ham agar kegiatan Ospek dikembalikan kepada ruhnya yaitu sebagai sarana pengenalan kampus. Ia tidak ingin, kejadian yang menimpa Fikri terulang kembali.

Selain melakukan aksi, para pelajar juga menampilkan aksi teatrikal yang mengecam tindak kekerasan di dunia pendidikan. Dan pemasangan pita hitam sebagai simbol berduka.

Paman almarhum Fikri, Subhan mengatakan pihak keluarga sangat berterimakasih atas kepedulian semua pihak atas kasus yang merenggut nyawa anaknya. Pihak keluarga sendiri sudah ikhlas dengan kematian Fikri, namun tidak berarti proses hukum dihentikan.

"Jika akan diproses ke meja hukum silahkan," katanya.

Subhan yang juga merupakan Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Muhammadiyah NTB mengaku juga mendapat dukungan dari tokoh Muhmmadiyah Din Samsuddin yang siap membantu.

Pewarta: Siti Sulaeha
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013