Yang mau saya sampaikan terkait `tapering off`, kondisi dan respon pasar dunia cukup baik. Dan kita lihat trend dunia ke arah perbaikan namun kita harus tetap menjaga semua program moneter fiskal dan sektor riil tetap terjaga agar kondisi lebih baik,
Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo meyakini pengumuman kebijakan untuk mengurangi stimulus moneter oleh Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserves (tapering off) berdampak positif.

"Yang mau saya sampaikan terkait tapering off, kondisi dan respon pasar dunia cukup baik. Dan kita lihat trend dunia ke arah perbaikan namun kita harus tetap menjaga semua program moneter fiskal dan sektor riil tetap terjaga agar kondisi lebih baik," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.

Menurut dia, kebijakan itu telah diperhitungkan dengan baik. Pengurangan stimulus pembelian obligasi oleh The Fed sebesar 10 miliar dolar AS pada Januari 2014, dari sebelumnya 85 miliar dolar AS menjadi 75 miliar dolar AS, dan suku bunga yang tetap dijaga rendah 0,00 -- 0,25 persen, dinilai memberikan kepastian.

"Dan itu pun diyakinkan tidak akan meningkat kalau tidak ada indikator tertentu yang tidak tercapai antara lain unemployment (pengangguran) bisa turun, dan juga terkait inflasi. Jadi kita lihat tapering itu dampaknya ke dunia memang positif, karena sudah diperhitungkan sebagai antisipasi," katanya.

Ia menambahkan, "Kalau di Indonesia, ada sedikit pelemahan nilai tukar itu karena akhir tahun pembelian valas cukup banyak. Tapi itu kalau sudah dilewati kebutuhan akhir tahunnya, akan bisa normal kembali".

Namun, menurut dia, perbaikan perekonomian tetap harus terus dilakukan. "Kita harus perhatikan transaksi berjalan yang masih defisit, dan kita harus upaya melakukan reformasi perbaikannya," katanya.

Selain itu juga terus waspada terhadap situasi perekonomian dunia, terutama perkembangan ekonomi di negara maju seperti Amerika. "Yang mesti kita hati-hati adalah upaya perbaikan ekonomi di negara maju khususnya Amerika Serikat sudah berjalan, dan itu bisa kayak kejadian 2004 -- 2005 dimana tingkat bunga terus meningkat, dan itu ada dampaknya pada dunia," katanya.(*)

Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013