Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) menghemat alokasi subsidi bahan bakar minyak APBN Perubahan 2013 sekitar Rp8 triliun.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya di Jakarta, Selasa, mengatakan, penghematan Rp8 triliun itu didapat dari realisasi penyaluran BBM subsidi yang 1,591 juta kiloliter atau 96,68 persen lebih rendah dari kuota Pertamina sesuai APBN sebesar 47,886 juta kiloliter.

"Tahun ini, kami menyalurkan BBM bersubsidi sebesar 46,295 juta kiloliter atau 1,591 juta kiloliter lebih rendah dari kuota," ucapnya.

Menurut dia, pada 2013, pihaknya memang mengawasi secara ketat penyaluran BBM subsidi agar meminimalkan penyimpangan.

"Hasilnya, ada penghematan hampir 1,6 juta kiloliter. Kalau dikalikan Rp5.000 per liter, maka didapat Rp8 triliun," ujarnya.

Penyaluran BBM subsidi oleh Pertamina pada 2013 sebesar 46,295 juta kiloliter itu terdiri dari premium 29,287 juta kiloliter, solar 15,897 juta kiloliter, dan minyak tanah 1,109 juta kiloliter.

Sementara, kuota BBM sesuai APBN Perubahan 2013 adalah 47,886 juta kiloliter yang terdiri dari premium 30,766 juta kiloliter, solar 15,92 juta kiloliter, dan minyak tanah 1,2 juta kiloliter.

Menurut Hanung, realisasi penyaluran seluruh jenis BBM pada 2013 berada di bawah kuota yakni premium 95,2 persen, solar 99,9 persen, dan minyak tanah 92,5 persen.

"Ini pertama kalinya, seluruh jenis BBM di bawah kuota yang diberikan. Ini bagus buat negara," tuturnya.

Pada 2014, Pertamina mendapat jatah menyalurkan BBM subsidi sebesar 47,355 juta kiloliter yang terdiri dari premium 32,32 juta kiloliter, solar 14,135 juta kiloliter, dan minyak tanah 900 ribu kiloliter.

Jatah tersebut 98,66 persen dari kuota APBN 2014 sebesar 48 juta kiloliter.

Dari jenis BBM-nya, jatah premium Pertamina mencakup 99,57 persen dari kuota APBN sebesar 32,46 juta kiloliter.

Lalu, solar 96,55 persen dari kuota 14,64 juta kiloliter dan minyak tanah 100 persen dari kuota 900.000 kiloliter.

Sementara, distributor BBM subsidi 2014 lainnya adalah PT Aneka Kimia Raya Corporindo Tbk (AKR) dan PT Surya Parna Niaga (SPN).

AKR memperoleh alokasi 640 ribu kiloliter yang terdiri dari premium 140 ribu kiloliter dan solar 500 ribu kiloliter.

Sedang, SPN pada 2014 hanya akan mendistribusikan 5.000 kiloliter solar.



Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013