Singapura (ANTARA News) - Harga minyak turun dalam perdagangan di Asia Senin di tengah kekhawatiran data pekerjaan AS yang mengecewakan dapat mempengaruhi permintaan di ekonomi terbesar dunia itu.

Kontrak utama New York, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari turun 35 sen menjadi 92,37 dolar, sementara minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Februari merosot 18 sen menjadi 107,07 dolar.

Pasar keuangan dikejutkan oleh laporan pekerajaan Departemen Tenaga Kerja AS untuk Desember, yang menunjukkan ekonomi tersebut menambahkan 74.000 lapangan pekerjaan, jauh di bawah perkiraan konsensusn 197.000.

Tingkat pengangguran AS turun menjadi 6,7 persen dari 7,0 persen pada November, tetapi penurunan tampaknya positif terutama mencerminkan kenyataan bahwa lebih banyak orang telah memperoleh pekerjaan, kata para analis .

Kesehatan ekonomi AS merupakan pendorong utama untuk harga minyak mentah karena Amerika Serikat adalah negara konsumen minyak terbesar dunia.

Tapi sementara data pekerjaan lebih lemah dari yang diharapkan bisa juga mendorong Federal Reserve untuk menunda pengurangan lebih lanjut dalam program stimulus pada pertemuan mendatang akhir bulan ini.

Pada pertemuan terakhir Desember komite kebijakan bank mengatakan akan memangkas skema pembelian obligasi sebesar 10 miliar sampai 75 miliar dolar per bulan pada Januari, menunjukkan peningkatan dalam perekonomian.

Setiap penangguhan pengurangan (tapering off) akan menempatkan tekanan pada mata uang AS dan membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih murah, sehingga mendorong permintaan.

"Fokusnya masih pada data pekerjaan AS," kata Kelly Teoh, pasar strategi pada IG Markets di Singapura.

"Ini telah memberikan banyak orang gagasan bahwa laju pengurangan stimulus akan menurun. Sehingga risiko tapering yang lebih cepat akan cepat berlalu," katanya kepada AFP.

(SYS/S004)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014