Lokasi tambang tersebut banyak mengandung gas metana sewaktu-waktu dapat meledak,"
Padang (ANTARA News) - Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumatera Barat, Ade Edwar, menyatakan dugaan sementara ledakan tambang yang terjadi di lokasi Ciguk Tawali, Kota Sawahlunto, diduga akibat gas metana.

"Lokasi tambang tersebut banyak mengandung gas metana sewaktu-waktu dapat meledak," kata Ade Edwar, di Padang, Jumat.

Menurut dia, kemungkinan ledakan berasal dari percikan api bersumber dari listrik atau besi yang jatuh, sehingga menyambar gas metan yang ada pada lobang tambang batu bara.

Kondisi kandungan gas metan yang diambang normal, akan mudah meledak jika tersulut percikan api. Hal tersebut diperparah dengan kondisi lubang tambang dalam yang tidak menggunakan fentilasi buatan dan hanya mengandalkan fentilasi alami.

"Biasanya kasus seperti ini bisa di atasi jika tambang dalam dilengkapi dengan ventilasi udara yang cukup," jelas Ade Edwar.

Sementara itu Kapolresta Sawahlunto, AKBP Moehammad Syafrial ketika dihubungi menyatakan pihak kepolisian melakukan penyelidikan penyebab ledakan tambang yang telah menewaskan satu warga.

"Kita akan segera melakukan penyelidikan, sebab hingga saat ini belum bisa dipastikan penyebabnya, selain adanya kandungan gas metan yang tinggi dilobang tambang Ngalau Tiga, Ombilin," katanya.

Menurut dia, selain kandungan gas metan yang tinggi pemicu ledakannya masih belum bisa kita pastikan, sebab itu akan dilakukan penyelidikan.

"Tambang yang meledak ini, merupakan tambang ilegal milik PT Dastrat, sebab itu tentu memiliki izin yang lengkap, sehingga perlu dilakukan investigasi lebih lanjut apa sebenarnya pemicu ledakan didalam lobang tambang tersebut," jelasnya.

Tim SAR masih fokus melakukan pencarian korban masih tertimbun dalam goa tambang batu bara tersebut. "Saat ini masih dilakukan pencarian empat korban yang masih tertimbun di dalam goa batu bara tersebut,"jelas Syafrial.

Dari informasi yang dihimpun sebanyak 8 orang melakukan penambangan batu bara di tambang Ngalau Tiga, Ombilin, milik PT Dasrat. Tiga orang pekerja tambang berada di luar goa, sedangkan lima orang berada di dalam goa.

Tim SAR berhasil mengevakuasi satu orang pekerja tambang atas nama Zulheldi, warga Tanjung Ampalu, Kabupaten Sijunjung, yang ditemukan pada pukul 12.00 WIB dalam kondisi meninggal dunia, dimana mengalami luka berat di bagian kepala. Korban atas nama Zulheldi ditemukan sekitar 15 meter dari mulut goa.

Peristiwa ledakan tambang di Kota Sawahlunto pernah terjadi pada tahun 2009 dimana 23 orang pekerja tambang meninggal dunia akibat terperangkap di dalam goa tambang.

(KR-ZON/B008)

Pewarta: Derizon Yazid
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014