iklim usaha yang tidak kondusif disebabkan beberapa hal seperti perizinan rumit, oknum aparatur negara yang seringkali melakukan pungutan liar, infrastruktur yang buruk seperti jalan rusak.
Bandung (ANTARA News) - Peserta Konvensi Calon Presiden dari Partai Demokrat, Dino Patti Djalal, ingin menjadikan Indonesia sebagai negara yang paling mudah untuk mengembangkan usaha.

"Saat ini Indonesia menjadi negara yang dinilai pengusaha kurang mendukung investasi," kata Dino dalam debat konvensi bertajuk "Debat Bernegara 11 Capres Konvensi Partai Demokrat" di Bandung, Rabu.

Dino mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini sangat baik dengan menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua di Asia setelah China.

Namun, menurut dia, pertumbuhan ekonomi itu harus terus ditingkatkan salah satu caranya adalah dengan menjadikan Indonesia sebagai negara yang ramah investasi.

Ia menjelaskan, iklim usaha yang tidak kondusif disebabkan beberapa hal seperti perizinan rumit, oknum aparatur negara yang seringkali melakukan pungutan liar, infrastruktur yang buruk seperti jalan rusak. Dino menegaskan berbagai masalah itu harus harus segera diselesaikan.

"Berdasarkan data Bank Dunia, saat ini Indonesia menjadi negara ke-120 dari 128 negara yang paling sulit dalam perizinan usaha," katanya.

Dino juga menekankan pentingnya mengembangkan sektor manufaktur selain negara harus ramah pada investasi.

Menurut dia, dalam 10 tahun terakhir Indonesia dimanjakan oleh komoditi yang "booming" seperti karet yang mengakibatkan perkembangan sektor manufaktur sangat kecil.

"Sekarang kita harus mengembangkan sektor manufaktur," ujarnya.

Pembangunan ekonomi yang hendak dicapai, menurut Dino, harus ditekankan pada tiga hal, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemerataan, dan tingginya kualitas hidup.

"Macet dan polusi membuat kualitas hidup menurun. Ini harus diselesaikan segera agar kualitas hidup kita bisa meningkat," katanya.

(I028)

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014