Tikus betina mengingat lagu milik Ayahnya sejak mereka muda, dan menghindari kawin dengan tikus yang terdengar mirip dan mungkin memiliki hubungan erat dengan mereka.
Jakarta (ANTARA News) - Tikus betina memiliki kecenderungan memilih pejantan yang merayu mereka dengan lagu romantis yang berbeda dengan lagu yang pernah dinyanyikan orang tua mereka

Hal itu dilakukan untuk menghindari perkawinan sedarah, berdasarkan studi rinci yang dipublikasikan di jurnal PLOS ONE dan dilansir di LiveScience.com.

Penelitian ini mungkin merupakan studi pertama terhadap mamalia yang menunjukkan pengenalan saudara dengan menggunakan lagu jantan untuk mencegah perkawinan sedarah.

Untuk merayu betina, tikus jantan menggunakan cara-cara romantis yang kerap dengan mengeluarkan suara ultrasonik yang bernada tinggi yang  terlalu tinggi bagi manusia untuk menangkapnya.

Tikus betina mengingat lagu milik Ayahnya sejak mereka muda, dan menghindari kawin dengan tikus yang terdengar mirip dan mungkin memiliki hubungan erat dengan mereka.

Berdasarkan penelitian, hewan sudah belajar sejak usia muda mengenai karakteristik tentang pasangan yang diinginkan, dalam proses yang disebut "imprinting sexual".

Jika hewan kawin dengan kerabat dekatnya, mereka akan melahirkan keturunan berkondisi genetik berbahaya dan mengancam jiwa. Maka dari itu, tikus dan hewan lainnya harus belajar mengenali kerabat dekat dan menghindari bergaul dengan mereka.

Dalam studi tersebut, para peneliti mengumpulkan tikus betina dengan ayah biologis mereka, seekor ayah yang tidak memiliki hubungan, atau tikus yang tidak memiliki kekerabatan sama sekali.

Kemudian, para peneliti merekam lagu-lagu dari empat tikus jantan , termasuk salah seekor tikus yang erat kaitannya dengan perempuan .

Kemudian, tikus betina ditempatkan dalam kandang di mana mereka dapat mendengar lagu pejantan dan mencium hasrat seksual sang pejantan. Mereka mencatat berapa lama setiap betina menghabiskan waktu di setiap ruang sebelum akhirnya memilih ruang dan pasangannya.

Akhirnya ditemukan, para tikus betina yang dibesarkan dengan ayah biologis mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka di kandang, dimana mereka dapat mendengarlagu-lagu dari laki-laki yang tidak berhubungan dengan mereka.

Kemudian, betina yang dibesarkan dengan ayah non - biologis lebih menyukai kandang yang mengeluarkan lagu-lagu dari tikus yang tidak berhubungan dengan ayah non-biologis .

Adapun, betina yang dibesarkan tanpa seorang ayah tidak menunjukkan hubungan antara lagu-lagu dari kerabat dan orang-orang asing di luar dirinya.

Temuan menunjukkan bahwa tikus betina dapat membedakan antara lagu pejantan dan lebih memilih lagu-lagu dari tikus yang tidak pernah berhubungan dengan mereka.

Para perempuan dapat belajar untuk membuat perbedaan ini berdasarkan pengalaman kehidupan, bukan secara genetika, kata para peneliti .

Tapi lagu bukan satu-satunya sinyal tikus gunakan untuk berinteraksi dengan lawan jenis. Tikus juga sangat bergantung pada indra penciuman mereka.

Penerjemah: Indra Arief Pribadi
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014