Sejauh ini sudah satu juta situs (porno) yang diblok"
Jakarta (ANTARA News) - Konten pornografi di Internet salah satu yang dikhawatirkan para orangtua karena bisa diakses dengan mudah oleh anak-anak mereka.

Tantangan lebih besar dihadapi orangtua saat konten tersebut muncul lewat iklan-iklan ketika si anak berselancar di Internet. Anak mau tidak mau terpapar konten tersebut meski tidak berniat mengaksesnya.

Menurut studi "Keamanan Penggunaan Media Digital pada Anak dan Remaja di Indonesia" dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama UNICEF, lebih dari separuh responden (52%) menemukan konten pornografi via iklan vulgar maupun situs yang tidak mencurigakan.

Hanya 14 persen yang mengaku mengakses situs pornografi secara sukarela.

Sementara Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring menyatakan pihaknya sudah berupaya mengamankan Internet dari konten-konten berbahaya bagi anak.

"Sejauh ini sudah satu juta situs (porno) yang diblok," kata dia di Jakarta, Selasa.

Tifatul mengatakan orangtua bertugas untuk memberi pengertian dan pengawasan pada anak dan remaja agar tidak mengakses konten seperti itu.

"Menurut saya blokir itu lebih bagus di dada dan pikirannya. Sebab kalau mereka ke Singapura ke Malaysia tidak diblok. Jadi berikan pengertian dan pemahaman," lanjut dia.

Penelitian ini berlangsung pada 2011 dan 2012 dan melibatkan 400 anak dan remaja usia 10-19 tahun di daerah perkotaan dan pedesaan di 11 provinsi.

Selain lewat sampel, ada pula diskusi kelompok terfokus di Medan, Jakarta, Yogyakarta, Makassar, Balikpapan dan Jayapura serta survei online lewat Facebook dan Kaskus.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014