Anggota-anggota tim vaksinasi itu, yang diculik dengan todongan senjata oleh lebih dari selusin orang bersenjata pada Senin malam, kembali ke kota Awaran pada Rabu pagi."
Quetta, Pakistan (ANTARA News) - Sebuah tim vaksinasi polio yang beranggotakan enam orang dibebaskan penculiknya, Rabu, dua hari setelah mereka ditangkap di Pakistan baratdaya, kata sejumlah pejabat.

Seorang pekerja polio, supirnya dan empat polisi suku yang mengawal mereka diculik Senin di kota Awaran, 700 kilometer sebelah barat Quetta, ibu kota provinsi kaya minyak dan gas Baluchistan yang berbatasan dengan Iran dan Afghanistan, lapor AFP.

Penculikan itu merupakan kemunduran terakhir dalam upaya membasmi penyakit tersebut di Pakistan, salah satu dari hanya tiga negara di dunia yang masih dihinggapi wabah itu. Dua negara lain adalah Afghanistan dan Nigeria.

"Anggota-anggota tim vaksinasi itu, yang diculik dengan todongan senjata oleh lebih dari selusin orang bersenjata pada Senin malam, kembali ke kota Awaran pada Rabu pagi," kata polisi lokal senior Rafiq Lasi kepada AFP.

Ia menambahkan, para korban dibebaskan setelah intervensi sesepuh-sesepuh suku setempat. Seorang pejabat senior pemerintah daerah Bashir Baluch juga mengkonfirmasi pembebasan itu.

Belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas penculikan itu, namun militan menganggap vaksinasi sebagai operasi terselubung spionase, dan ada juga desas-desus bahwa tetes vaksin polio bisa menyebabkan kemandulan.

Lebih dari 40 orang, termasuk pekerja kesehatan dan polisi yang mengawal tim pengatur vaksinasi polio, tewas di Pakistan sejak Desember 2012.

Sejumlah kelompok militan beroperasi aktif di Baluchistan, provinsi terbesar namun termiskin di Pakistan. Kekerasan sektarian antara Sunni dan Syiah terjadi di wilayah yang berbatasan dengan Iran dan Afghanistan itu.

Dua serangan bom besar di Quetta pada Januari dan Februari 2013 yang ditujukan pada orang Syiah dari komunitas etnik Hazara menewaskan hampir 200 orang.

Separatis Baluchistan mengobarkan kekerasan sejak 2004 untuk menuntut otonomi politik dan pembagian lebih besar dari kekayaan minyak, gas dan mineral di wilayah yang penduduknya dilanda kemiskinan itu.

Kelompok militan Lashkar-e-Jhangvi (LJ) yang terkait dengan Al Qaida juga mengobarkan serangan-serangan terhadap minoritas Syiah, dan beberapa aparat kepolisian di kota itu menyatakan mereka diancam oleh kelompok tersebut.

Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.200 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.

Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan Al Qaida dan Taliban setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS.


Penerjemah: Memet Suratmadi

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014