Fenomenal. Luar biasa. Menakjubkan. Sempurna"
Miami (ANTARA News) - Sukses mencetak rekor poin tertinggi selama karirnya dengan 61 poin, LeBron James yang empat kali menjadi Most Valuable Player NBA itu dipuji kawan maupun lawan.

Pemain berusia 29 tahun ini melesakkan delapan tembakan tiga angka pertamanya, mencetak 25 poin pada kuarter ketiga untuk menyamai keseluruhan poin yang dibuat para pemain Charlotte Bobcats dan mengantarkan tim juara NBA menang 124-107 dari Charlotte Selasa pagi kemarin.

"Saya merasa bagaikan memukul bola golf ke samudera," kata James.

James memecahkan rekor poin Heat dalam satu pertandingan, yang sebelumnya dipegang Glen Rice pada 1995 dengan 56 poin.

"Ini perasaan sureal bagi saya. Saya tak tahu kapan saya akan punya kesempatan untuk benar-benar memahami apa yang mampu saya tuntaskas sebagai individu ini."

Heat yang kini memiliki rekor menang kalah 43-14, tengah bertarung dengan Indiana Pacers untuk mencatat rekor terbaik di Eastern Conference dan NBA, namun ini tak menghentikan pemain bintang Indiana Roy Hibbert mengirim tweet pujian kepada James.

"keren @kingjames 61 itu luar biasa. Selamat," tulis Hibbert dalam posting Twitter-nya.

Rekan James di Heat, Shane Battier, juga memuji James dengan mentweet, "bangga untuk rekan setimku. Ini baru pertandingan!"

Battier membandingkan lemparan tiga angka James yang maut itu dengan kebangkitan relijius.

"Saat kamu menembakkan 8-for-8 (delapan tembakan tiga angka yang seluruhnya masuk basket), maka itu hal psikologis. Itu lebih berkaitan dengan pengalaman relijius ketimbang pengalaman statistik."

Pada pertandingan melawan Bobcats itu, LeBron James memang tak tertahankan.  Bukannya Bobcats tak mencoba menghentikan James, tapi karena tim ini tak bisa menghentikan dia.

"Dia mencetak poin-poinnya dengan cara yang tak banyak anda bisa lakukan (untuk menghalanginya)," kata pelatih Bobcats Steve Clifford.

Bobcats bahkan kerap membuat pemain Heat lainnya tak terkawal hanya demi menempel James.

"Ini pertama kalinya terjadi pada saya sejak saya SMA di mana saya merasa ada di dalam box-and-one (pertahanan satu lawan satu)," kata James.

"Saya mungkin hanya bisa menembakkan tiga atau empat lemparan jika saya (main) di luar ritme".

Sebaliknya James malah berhasil keluar dari model permainan itu sehingga mendatangkan pujian dari berbagai pihak, termasuk rekan setimnya Chris Bosh.

"Fenomenal. Luar biasa. Menakjubkan. Sempurna," kata Chris Bosh memuji James. "Itu saja."

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014