Makassar (ANTARA News) - Ahli kimia Nuklir Prof Dr Ahmad Amiruddin yang juga mantan Gubernur Sulsel dua periode 1983-1993 dan Wakil Ketua MPR-RI pada1992 tutup usia dengan meninggalkan dua prestasi yang terus dikenang.

"Dua prestasi itu adalah pada masa kepemimpinannya di Sulsel, almarhum memindahkan kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) Baraya ke Tamalanrea dan memindahkan kantor gubernur ke Panaikang," kata Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Sabtu.

Almarhum dengan pemikiran jauh ke depan, memindahkan kampus Unhas sekaligus memodernisasi kampus merah itu dari Jl Sunu dan Jl Masjid Raya ke kawasan luar Kota Makassar di kawasan Tamalanrea. Peresmian kampus tersebut Presiden RI Soeharto dilakukan pada Dies Natalis yang ke-25 pada 17 September 1981.

Untuk membangun kampus termegah dan terbesar di Kawasan Timur Indonesia itu, Amiruddin melibatkan arsitek dunia Paddock Inc., Massachustts, AS dan dibangun oleh OD 205, Belanda yang bekerjasama dengan PT. Sangkuriang Bandung di atas tanah seluas 220 Hektare.

Sebelum dioperasi bypass Jantung di Rumah Sakit (RS) Wahidin Sudirohusodo, Kamis (20/3) gubernur sempat bertemu dengan Direktur RS Wahidin Prof Dr Abd Kadir dan memperbincangkan kondisi kesehatan mantan rektor ke-6 Unhas (1973-1982) itu.

Dalam kenangannya, gubernur mengatakan, sangat menghargai dan menghormati sosok ahmad Amiruddin sebagai sosok pemimpin yang teladan dan bersikap tegas pada seluruh jajarannya.

Beberapa teks pidato sambutan Ahmad Amiruddin saat menjadi gubernur, dibuatkan oleh Syahrul dan kerap mendapat koreksi yang membangun. Dari kepemimpinan almarhum, gubernur Sulsel mengaku banyak belajar untuk menjadi pemimpin yang baik dan memiliki terobosan-terobosan.

Namun setelah operasi jantung, kondisi kesehatan peletak dasar ekonomi modern di Sulsel itu sempat membaik, namun sehari kemudian kondisinya terus mengalami penurunan hingga menghembuskan nafas terakhirnya di ruang ICU RS Wahidin sekitar pukul 12.30 pada Jumat (21/3) dengan usia 83 tahun.

Selain dikenal sebagai pionir dalam bidang kimia, Amiruddinlah pada masa kepimimpinannya sebagai gubernur Sulsel memperkenalkan konsep ekonomi modern dengan program tri konsep yakni pengwilayahan komoditas, perubahan pola pikir, dan petik olah jual.

Dengan konsep tersebut, putra Sulsel kelahiran tanah Wajo ini menanamkan visi ekonominya dan menjadikan Sulsel sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di KTI dan sebagai daerah penyangah pangan nasional.

Semasa hidupnya, berbagai penghargaan telah diraih diantaranya Satyalancana Wirakarya, doktor sains Hon. dan Manggala Karya Satya. Selain itu pernah menduduki beberapa jabatan startegis yakni Sekretaris Bagian Kimia, ITB (1961), Ketua Bagian Kimia (1962), Pembantu Dirjen BATAN (1965),

Direktur Pusat Penelitian BATAN (1966-1970) dan Ketua Bagian Kimia, Univ. Kebangsaan Malaysia, Kuala Lumpur (1970-1973).

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014