... tidak ingin ikut terjebak... "
Jakarta (ANTARA News) PT Telkomsel menanggapi sinis operator lain yang menerapkan program tarif murah dengan akses tanpa batas (unlimited) layanan internet karena diniilai hanya akan merusak industri

"Kami tidak ingin ikut terjebak dalam strategi perang tarif operator lainnya. Kami hanya ingin melayani pelanggan dengan tarif yang lebih kompetitif. Itu saja," kata VP Marketing Communication, Irlamsyah Syam, usai peluncuran Indonesia Genggam Internet, di Jakarta, Senin.

Menurut Irlamsyah, perang tarif seperti yang sudah pernah terjadi mengakibatkan ada operator yang merugi bahkan terpaksa beralih kepemilikan.

Sebelumnya operator seluler PT XL Axiata Tbk mengisyaratkan segera mengobarkan kembali perang tarif dengan meluncurkan program "unlimited".

Operator yang baru saja selesai mengakuisisi AXIS Telekom ini sudah meluncurkan program unlimited pada layanan paket data yaitu unlimited internet, dan berjanji segera mengeluarkan paket lainnya seperti unlimited SMS, dan unlimited voice.

XL menyebutkan mulai Rp2.000 per hari, pelanggan puas mengakses akun sosial media, chating puas menggunakan WhatsApp, LINE, Kakao Talk, WeChat, download film dan lagu favorit, hingga streaming YouTube.

Dengan longgarnya kapasitas akibat tambahan spektrum frekuensi yang dimilikinya, XL sepertinya siap kembali menabuh perang tarif.

Menurut catatan, perang tarif sempat terjadi pada 2008-2010, yang berakibat sejumlah operator kecil seperti Mobile-8 Telecom, Bakrie Telecom, Natrindo Telepon Seluler, dan Hutchison CP berteriak menghentikannya karena revenue yang mereka kantongi tak bisa menutupi biaya yang dikeluarkan.

"Terbukti sejumlah operator kewalahan. Bahkan belakangan Indosat mengalami kerugian triliunan rupiah. Selain itu, operator CDMA bahkan satu per satu kolaps," ujar Irlamsyah.

Untuk itu tambahnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika diharapkan segera menindaklanjuti isyarat adanya perang tarif layanan seluler.

"Harusnya Kominfo mengatur dan membatasinya dengan menentukan batas atas dan batas bawah tarif pada layanan seluler," ujarnya.

Menurutnya, sebagai regulator Kemkominfo harus menentukan batas atas dan bawah untuk menghindari kerugian pada operator kecil.

"Regulasi batas atas dan bawah tersebut, juga bisa menghindari maraknya layanan SMS gelap yang selama ini sangat menganggu pelanggan. Pengaturan batas atas dan bawah juga diterapkan di sejumlah negara," ujar Irlamsyah.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014