Akbar Tandjung adalah salah satu tokoh Partai Golkar yang namanya masih populer. Wajar jika dalam survei-survei terhadap Partai Golkar namanya masih muncul, meskipun tidak melakukan manuver,"
Jakarta (ANTARA News) - Dukungan elemen masyarakat antara lain dari lembaga Jari yang menguat kepada mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung untuk maju sebagai calon wakil presiden dapat memecahkan kekuatan internal partai tersebut, kata peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia R Siti Zuhro.

"Akbar Tandjung adalah salah satu tokoh Partai Golkar yang namanya masih populer. Wajar jika dalam survei-survei terhadap Partai Golkar namanya masih muncul, meskipun tidak melakukan manuver," kata Siti Zuhro pada sela-sela rapat akbar Jaringan Indonesia (Jari), di Jakarta, Minggu.

Ia menyatakan cukup kaget pada hasil lembaga survei, Freedom Foundation, yang menyimpulkan Akbar Tandjung memiliki elektabilitas lima persen sebagai calon wakil presiden.

Padahal saat itu, Akbar dalam posisi diam, tidak menyatakan akan tampil sebagai calon presiden atau calon wakil presiden, dan tidak pernah membuat iklan politik di televisi.

"Kalau Akbar sudah melakukan manuver dan membuat iklan di televisi, mungkin elektabilitasnya akan lebih tinggi," katanya.

Kini, Siti Zuhro kembali menyatakan kaget, karena dukungan terhadap Akbar Tandjung terus menguat dan mengerucut terutama dari mantan aktivis ormas kemahasiswaan.

Menurut Siti Zuhro, menguatnya dukungan masyarakat terhadap Akbar Tandjung untuk maju sebagai calon wakil presiden mengindikasikan tidak solidnya kekuatan di internal Partai Golkar.

Karena, kata dia, Partai Golkar sejak jauh hari sudah menetapkan ketua umumnya, Aburizal Bakrie, sebagai calon presiden.

Siti Zuhro juga mempertanyakan, apakah menguatnya dukungan terhadap Akbar Tandjung, akan mengulangi lagi sejarah Partai Golkar pada 2004.

Pada saat itu, Partai Golkar menyelenggarakan konvensi calon presiden dan dimenangkan oleh Wiranto yang kemudian diusung sebagai calon presiden.

Namun, diam-diam Jusuf Kalla maju sebagai calon wakil presiden mendampingi calon presiden dari Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

Pasangan dari koalisi Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Keadilan dan Persatuan (PKP), itu kemudian terpilih sebagai presiden dan wakil presiden. (*)

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014