"Jangan kaget. Masih ada orang yang hidup di tanah ini." Kalimat pembuka itu sudah disiapkan Noru, tapi tidak sempat dia gunakan karena sulit sekali menemukan penduduk Bumi yang bertahan hidup.

Mereka yang akhirnya bisa ditemukan rata-rata hanya mampu bertahan hidup seadanya. Mereka tidak punya hidup, tidak punya motivasi sedikit pun.

Demikian potongan awal kisah penjelajah asal planet Delta yang berkelana 200 tahun cahaya untuk melihat Bumi yang sedang menuju kehancuran dalam manhwa (komik Korea) berjudul "Noru" karya Sung-Ho An.

Komik daring itu melukiskan penduduk Bumi yang hidup dalam keputusasaan, seperti reruntuhan peradaban, setelah Bumi terkubur pasir akibat ulah mereka sendiri.

Komikus Korea Selatan Sung-Ho An menceritakan kehidupan Bumi yang sedang menuju kehancuran melalui tokoh utama bernama Noru, yang dalam bahasa Korea berarti rusa.

Dalam narasinya, sang penjelajah mengatakan bahwa dia membuat film berdasarkan pandangan pengamat tanpa menawarkan bantuan kepada penduduk Bumi yang dianggap sudah sewajarnya menanggung akibat dari kesalahan mereka.


Bukan untuk menakuti

Kedutaan Besar Inggris di Indonesia menghadirkan komik Noru untuk mengajak masyarakat mewaspadai perubahan iklim, bukan untuk menebar kengerian atau menakut-nakuti.

"Serta mendorong pemikiran dan diskusi seputar dampak perubahan iklim, khususnya di kalangan masyarakat usia muda," kata Perwakilan Kedutaan Besar Inggris di Indonesia Stuart Bruce.

Upaya peningkatan kesadaran tentang dampak buruk perubahan iklim diperlukan karena menurut laporan "Climate Asia" dari Media Aksi BBC pada Oktober 2013 masyarakat Indonesia rata-rata masih memiliki pengetahuan minim tentang dampak perubahan iklim dibandingkan dengan masyarakat di negara di Asia lainnya.

Dengan jumlah penduduk usia muda besar dan tingkat penggunaan Internet dan jejaring sosial tinggi, komik Noru diharapkan bisa populer di Indonesia, melampaui ketenarannya di Korea Selatan, tempat Kedutaan Besar Inggris dan British Council di Korea Selatan pertama kali menerbitkannya dalam Bahasa Korea.

Kepopuleran komik itu selanjutnya diharapkan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat tentang upaya untuk mencegah dampak buruk perubahan iklim.

Bruce berharap orang Indonesia yang membaca komik itu mulai memikirkan sederhana yang bisa dilakukan untuk mencegah dampak buruk perubahan iklim.

"Saya berharap semua orang yang sudah baca Noru akan melakukan aksi sederhana saja untuk pelestarian Bumi, seperti mematikan lampu bila tidak diperlukan atau membawa botol air dari rumah sehingga tidak perlu beli air botolan terus-menerus," ujarnya.

"Saya juga berharap mereka yang sudah menonton akan menyebarkan informasi tentang Noru ini ke orang lain, agar yang lainnya juga tergerak melakukan sesuatu untuk Bumi kita," lanjutnya.


Media efektif

Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) menilai komik sebagai media efektif untuk menyebarkan informasi tentang perubahan iklim dan mengajak masyarakat melestarikan lingkungan hidup.

"Komik adalah media brilian dalam menyebarkan informasi tentang lingkungan hidup, seperti perubahan iklim, karena dapat menggabungkan kerumitan informasi dengan kreativitas menjadi kesederhanaan yang dapat menginspirasi masyarakat untuk melakukan sesuatu," kata Koordinator Divisi Komunikasi Informasi dan Pendidikan DNPI Amanda Katili Niode.

Dia menyebut komik Noru sebagai bacaan yang menghibur dan mampu mengajak pembaca berpikir untuk berbuat sesuatu demi melindungi dan melestarikan Bumi.

Amanda yakin kesederhanaan informasi tentang dampak perubahan iklim yang disajikan dalam komik Noru dapat membuat pembaca menangkap dan mengingat dengan mudah pesan utama dari informasi yang disampaikan.

"Saya pikir komik ini dapat membuat informasi tentang perubahan iklim yang rumit diterjemahkan menjadi informasi sederhana melalui kreativitas yang menawan," katanya.

"Yang terpenting, saya berharap masyarakat Indonesia yang membaca komik ini dapat lebih memahami dampak buruk perubahan iklim dan mulai berperilaku peduli terhadap lingkungan hidup sehingga membuat iklim di Bumi menjadi lebih terkendali," ujarnya.

Ilustrator komik Ario Anindito juga menyebut komik sebagai media yang sangat "manjur" untuk menyampaikan pesan dan menggerakkan orang untuk melakukan sesuatu.

"Komik dari dulu merupakan media yang berdampak besar dalam menggerakkan masyarakat karena komik punya bahasa visual yang menarik dan universal sehingga lebih mudah untuk dimengerti," katanya.

Menurut komikus Muhammad "Mice" Misrad, komik bisa menjadi media populer yang bisa mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku masyarakat, baik ke arah positif maupun ke arah negatif, tergantung pada isi dan pesan yang disampaikan dalam komik itu.

Noru bisa menjadi media penyampai pesan dan pembangun kesadaran untuk melakukan aksi nyata guna mengatasi dampak buruk perubahan iklim.

"Semoga kengerian yang ditunjukkan komik Noru ini dapat menginspirasi kita semua untuk berpikir sehingga lebih siap mencegah perubahan iklim dengan memelihara kelestarian bumi," katanya.


Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014