Jakarta (ANTARA News) - Bagi Udjo Project Pop, komik tidak hanya jadi hiburan tetapi sarana memperkaya perbendaharaan kata. Pria bernama lengkap Djoni Permato mengaku sempat dimarahi orangtua karena membaca komik saat dirinya kanak-kanak, namun omelan itu terhenti karena membaca komik juga berdampak positif.

"Daya imajinasi semakin kaya dan menambah perbendaharaan kata saya," ujar Udjo di peluncuran komik Macan Putih di Jakarta, Jumat. Pria kelahiran 29 Agustus 1971 silam itu merasa beruntung dapat merasakan era gemilang komik Indonesia di masa kecilnya.

Apalagi saat itu pilihan hiburan masih terbatas. Saluran televisi pun belum sebanyak sekarang sehingga komik menjadi pilihan hiburan paling menarik. Dia menyayangkan komik Indonesia masa kini yang tersisih di rumah sendiri seiring ketatnya persaingan.

"Zaman berubah, saluran TV makin banyak, hiburan makin banyak, komik luar negeri membanjiri. Sejak itu ada rasa kangen sama komik lokal," paparnya.

Pecinta karya komikus handal seperti Ganes TH, RA Kosasih, dan Gerdi WK itu optimis komik lokal dapat kembali berjaya seperti yang terpatri dalam kenangan masa kecilnya.

Tetapi, kata Udjo, butuh kerjasama dari berbagai pihak agar karya lokal dapat bersaing dengan komik-komik luar Indonesia yang digemari banyak orang di tanah air.

Penerbit dan komikus tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, semua harus mewujudkan kondisi kondusif untuk membangun kembali industri komik Indonesia. "Ilustrator kita tidak kalah dengan luar negeri tapi di sini belum ada industrinya," imbuh dia.(*)

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014