Jakarta (ANTARA News) - Para arkeolog mengumumkan penemuan peti mati berusia 3.300 tahun yang diduga milik elite kaya di Israel.

Menurut Israel Antiquities Authority (IAA), peti mati kuno itu ditemukan di pemakaman yang penuh dengan bejana yang berisi persediaan makanan, tulang binatang, dan peralatan makan.

Peti mati dari tanah liat dengan penutup berpahat gambar menyerupai manusia itu berisi kerangka manusia dewasa dengan serpihan perunggu, belati perunggu, dan mangkuk di sekelilingnya.

Kerangka manusia itu dikubur bersama cincin emas bertulisan Seti I, firaun Mesir yang memerintah sekitar 1290-1279 SM.

"Karena bejana yang dikubur itu buatan lokal, kami menduga jasad yang dikubur adalah pejabat Kanaan, yang berhubungan dengan pemerintah Mesir," kata para arkeolog IAA seperti yang dikutip laman Live Science.

Kanaan adalah daerah kuno yang sekarang wilayah Lebanon, Israel, dan Palestina.


Penemuan makam

IAA mengadakan penggalian untuk sebelum pembangunan pipa gas alam Israel Natural Gas Lines Company.

Tim arkeolog yang dipimpin Edwin van den Brink, Dan Kirzner, dan Ron Be'eri, menemukan peti mati Zaman Perunggu Akhir dan juga sesaji, sekaligus empat makam lagi yang berisi kerangka dua laki-laki dan dua perempuan yang mungkin kerabat di peti tanah liat.

Peti mati berbentuk manusia yang ditemukan di pemakaman yang ada di Lembah Yizreel itu bergaya Mesir. Pada saat pemakaman itu dilakukan, kekuasaan Mesir meluas ke Kanaan dan kaum elit mengikuti tradisi Mesir.

"Orang biasa tidak akan mampu membeli peti seperti itu. Jelas bahwa yang meninggal dunia merupakan kelompok elite lokal," kata van den Brink.

Di samping kerangka, para arkeolog menemukan segel emas Mesir menempel pada cincin. Segel yang biasa digunakan untuk menyetempel dokumen itu memuat gambar simbol kobra dan nama Seti I, yang berkuasa atas nama Mesir di Kanaan.

Para peneliti IAA menduga kerangka itu mungkin bukan orang Kanaan, tapi pejabat Mesir yang meninggal dunia di luar negeri.

IAA mempertimbangkan untuk mengambil contoh DNA dari kerangka dalam peti mati untuk mengetahui asal mereka.

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014