102 Muslim dijaga oleh 150 tentara Prancis, dengan dukungan helikopter yang berpatroli di atas mereka...
Bambari (ANTARA News) - Pasukan penjaga perdamaian Prancis yang bertugas di Republik Afrika Tengah mengawal konvoi ratusan Muslim yang menjauh dari ancaman kekerasan di ibukota Bangui menuju sebuah kota yang secara efektif dikendalikan oleh gerilyawan Muslim, pada Senin.

Seorang saksi dari Reuters mengatakan 102 Muslim dijaga oleh 150 tentara Prancis, dengan dukungan helikopter yang berpatroli di atas mereka, meninggalkan pinggiran utara PK-12 dengan menggunakan truk menuju Bambari, sekitar 300 km arah timur laut dari ibukota, pada hari Minggu.

Hampir semua warga Muslim telah melarikan diri dari Bangui sejak gerilyawan Muslim Seleka merebut kekuasaan pada Maret 2013, dipaksa untuk mundur pada Januari 2014. PBB sejak saat itu telah melaporkan "pembersihan" etnis Muslim dari barat negara itu .

Kekerasan antar-komunal yang melanda Republik Afrika Tengah sejak akhir 2012 ketika pertempuran perebutan kekuasaan berubah menjadi aksi kekerasan antara Muslim dan Kristen telah memaksa sekitar 1 juta orang meninggalkan rumah mereka.

Hampir 200 ribu orang telah melarikan diri dari negara itu sejak Desember dengan lebih 160 ribu orang diperkirakan akan mengungsi tahun ini.

Tidak ada aksi kekerasan selama perjalanan ke Bambari, sebuah kota yang secara efektif dikendalikan oleh Seleka di tengah negara itu. Tapi fakta bahwa umat Islam pergi ke sana adalah tanda munculnya partisi de fakto di Republik Afrika Tengah .

"Saya akan tinggal di Bambari. Begitu negara tenang saya akan kembali (ke Bangui). Tapi jika tidak tenang, saya akan tetap di sini," kata seorang perempuan dalam konvoi.

Konvoi itu melewati lingkungan Kristen di ibukota tempat pasukan anti-Balaka, yang telah melakukan banyak kekerasan terhadap umat Islam, cukup kuat.

"Kami tidak ingin orang-orang Muslim tinggal di Bambari ... Mereka harus keluar dan langsung ke Chad. Itu yang kami inginkan," kata seorang pejuang anti-Balaka yang mengidentifikasi dirinya sebagai Paterne .

Dewan Keamanan PBB bulan ini meresmikan mandat misi penjaga perdamaian PBB yang berkekuatan 12 ribu orang untuk bertugas pada bulan September, sebuah bentuk pengakuan bahwa 6.000 prajurit Afrika dan 2.000 penjaga perdamaian Prancis yang telah bertugas di negara itu gagal untuk meneguhkan pengaruh mereka.

(G003/C003)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014