Bangui, Republik Afrika Tengah (ANTARA News) - Bentrokan-bentrokan antara penjaga perdamaian Prancis yang dikerahkan di Republik Afrika Tengah bergolak dan orang-orang bersenjata tak dikenal awal pekan ini telah menyebabkan tujuh orang tewas, kata misi Perserikatan Bangsa Bangsa, Sabtu.

Para prajurit Prancis berpatroli di ibu kota Kabupaten PK5 yang sebagian terbesar berpenduduk Muslim ketika mereka melepaskan tembakan Kamis malam, memicu balasan, kata seorang perwira di pasukan penjaga perdamaian Afrika MISCA sebelumnya.

Misi PBB tidak mengatakan apakah ada korban terluka dalam penembakan itu, tetapi menambahkan tiga rumah hampir hancur dalam insiden itu.

Penduduk Muslim di kabupaten itu "sangat marah terhadap Prancis" setelah balasan mereka, termasuk dukungan helikopter, tambahnya.

Tentara Prancis tidak segera tersedia untuk berkomentar.

Sebuah sumber yang dekat dengan pasukan Prancis Jumat membenarkan insiden tersebut, tetapi tidak memberikan jumlah korban tewas atau cedera.

Namun Juru Bicara Komunitas Muslim di PK5, Abakar Moustapha,
mengatakan lima warga telah tewas dan beberapa orang lainnya terluka.

"Tentara Prancis mencari rumah yang diduga sebagai sebuah gudang senjata di distrik Kamerun (PK5) ketika mereka diserang oleh pemuda yang marah karena pemilik rumah warga Senegal tidak di Bangui," katanya.

Seorang Juru bicara Palang Merah Afrika Tengah mengatakan, tiga orang dengan luka tembak dibawa ke rumah sakit PK5 Kamis malam.

Republik Afrika Tengah, salah satu negara negara termiskin di dunia, terperosok ke dalam krisis setelah kudeta oleh pemberontak yang sebagian besar Muslim Seleka, Maret, tahun lalu, demikian AFP.
(H-AK)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014