... bagaimana caranya mengubah kebiasaan warga Jakarta dari memakai kendaraan pribadi ke sarana angkutan umum transjakarta ini... "
Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Ewa Polano, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan saat bus gandeng buatan negaranya, Scania Euro6, dipamerkan di silang Monas, Jakarta, Kamis (8/5).

Bus gandeng berbahan bakar gas CNG itu diparkir rapi di depan tugu Monumen Nasional.

"Saya bangga produk kami bisa ditampilkan kepada publik hari ini. Jelas, bus gandeng Swedia ini tawaran menarik untuk mengentaskan transportasi massal di Jakarta," kata Polano.

Dia yang tampil dalam setelan bergaris rancang sederhana merah cerah -- sewarna dengan bus Scania Euro6 itu.

Di buritan kabin kedua alias paling belakang bus terpampang grafis lambang mahluk mitologis Swedia yang menjadi lambang negara di Semenanjung Skandinavia itu, griffon.

Tangga menuju kabin telah disiapkan, hanya tinggal menunggu kehadiran Wakil Gubernur DKI Jaya, Basuki Purnama, yang akan mencoba bus gandeng bersuspensi udara terkendali komputer (begitu juga dengan sistem pengeremannya -- electronically braking system dan ABS plus fitur hill hold) itu dengan rute silang Monas, Jalan MH Thamrin, Bundaran Hotel Indonesia dan kembali lagi.

Scania Euro6 memakai bahan bakar gas (compressed natural gas), yang dikatakan Direktur Utama PT United Tractors, Loudy Ellias, "Kami menghadirkan yang berbahan bakar CNG sesuai permintaan dan persyaratan pemerintah Provinsi DKI Jaya. Emisi gas buangnya sangat rendah, cuma 13,5 persen ketimbang standar Euro3."

PT United Tractors adalah agen tunggal pemegang merek Scania di Indonesia.

Bus gandeng Scania Euro6  didedikasikan mengisi armada bus TransJakarta dengan konsep bus rapid trans.

Scania Euro6 bisa membawa sekitar 180 orang dalam posisi nyaman alias tidak berdesakan. Ada barisan kursi khusus kaum difabel dan wanita itu.

Berbeda dengan bis transjakarta selama ini dikenal, di kabin pertama (depan), sebagian besar kursinya disusun menghadap ke depan.

Sangat fungsional, "disiplin" dalam garis rancangan dan sederhana dalam pengoperasian; hal-hal yang sangat khas rancangan produk dari Swedia. 

"Intinya, bagaimana caranya mengubah kebiasaan warga Jakarta dari memakai kendaraan pribadi ke sarana angkutan umum transjakarta ini," kata Ahok, seusai mencoba Scania Euro6 pada rute pendek selama 15 menit bersama Polano dan banyak lagi tamu undangan.

Bicara spesifikasi, Scania Sales Area Manager untuk Asia Tenggara dan Oseania, Peter Risberg, menjamin kehandalan dan kualitas bus berkelir merah semburat kuning khas transjakarta itu. "Dengan perawatan sesuai persyaratan pabrik, usia pakainya bisa sampai 15 tahun. Investasi yang bisa didayagunakan semaksimal mungkin," katanya.

Scania memberi berbagai skema untuk memudahkan konsumen dalam pengoperasian dan perawatan.

"Skema itu kami berikan, bersama mitra kami di Indonesia, pengguna bisa menyerahkan perawatan kepada kami," kata Risberg, yang khusus datang ke Jakarta untuk peluncuran Scania Euro6 itu.

Dia bukan sekedar bicara menjual produk bis gandeng canggih seharga Rp5,8 miliar perunit (on the road) dengan bodi alumunium sepenuhnya itu.

"Kami menawarkan sistem, mulai dari penyiapan SDM, perawatan dan pemeliharaan hingga aspek lain," kata Risberg.

Scania Euro6 telah diperkenalkan di Jakarta kepada publik.

Dia masih harus bersaing dengan beberapa merek lain yang juga tertarik menjalani rute semua koridor transjakarta.

"Bagaimana orang mau pindah naik bus jika tidak aman, tidak andal, dan lain sebagainya. Kalau ada di dalam bus itu, lalu badan seperti dikocok-kocok karena guncangannya, bagaimana kamu mau pakai bus?," kata Ahok.

Oleh Ade P Marboen
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014